Saya mendengar Nabi (صلى الله عليه وسلم) berkata, "Jangan melebih-lebihkan memuji aku seperti orang-orang Kristen memuji putra Maria, karena aku hanyalah seorang Budak. Jadi, panggillah aku Hamba Allah dan Rasul-Nya."
Teks Hadis - Sahih al-Bukhari 3445
"Aku mendengar Nabi (ﷺ) berkata, 'Jangan berlebihan dalam memujiku seperti orang Kristen memuji putra Maryam, karena aku hanyalah seorang Hamba. Jadi, panggil aku Hamba Allah dan Rasul-Nya.'"
Konteks dan Latar Belakang
Hadis yang mendalam ini dari Kitab Para Nabi dalam Sahih al-Bukhari membahas prinsip dasar akidah Islam - menjaga batas yang tepat dalam menghormati nabi dan menghindari syirik (menyekutukan Allah).
Nabi Muhammad (ﷺ) menyampaikan peringatan ini pada saat beberapa sahabat mulai mengungkapkan cinta mereka kepadanya dengan istilah yang tinggi yang berisiko melampaui batas menjadi berlebihan.
Komentar Ulama
Larangan terhadap "berlebihan dalam memuji" merujuk pada mengangkat Nabi melampaui status manusianya sebagai hamba dan utusan Allah. Ulama seperti Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa ini termasuk mengaitkan sifat-sifat ilahi atau melakukan tindakan penyembahan yang diarahkan kepada Nabi.
Referensi khusus pada pujian orang Kristen terhadap Yesus berfungsi sebagai contoh peringatan. Sementara Muslim menghormati Yesus sebagai nabi yang mulia, orang Kristen mengangkatnya ke status ilahi - sebuah pelanggaran jelas terhadap tauhid (monoteisme).
Instruksi untuk memanggilnya "Hamba Allah dan Rasul-Nya" menetapkan keseimbangan yang tepat: mengakui posisi terhormatnya sebagai utusan terakhir Allah sambil mempertahankan kemanusiaan esensial dan penghambaan kepada Allah.
Implikasi Praktis
Ajaran ini membimbing Muslim untuk mencintai dan menghormati Nabi (ﷺ) dalam batas-batas Islam - mengikuti Sunnahnya, mengirimkan berkah kepadanya, dan mengakui keunggulannya di antara ciptaan, tanpa melampaui batas menjadi berlebihan yang mengkompromikan monoteisme.
Ulama menekankan bahwa cinta yang benar untuk Nabi terwujud dalam ketaatan pada ajarannya dan peneladanan karakternya, bukan dalam pujian hiperbolis yang bertentangan dengan deskripsi Al-Quran tentangnya sebagai manusia.