Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Salah satu perkataan para nabi yang telah diterima umat, adalah. ' Jika Anda tidak merasa malu, maka lakukan apa pun yang Anda suka."
Komentar Hadis: Sahih al-Bukhari 3483
Narasi mendalam ini dari Kitab Para Nabi dalam Sahih al-Bukhari mengandung hikmah yang ditransmisikan melalui rantai para nabi, yang berpuncak pada Nabi Muhammad (ﷺ).
Sifat Warisan Kenabian
Ucapan ini mewakili hikmah ilahi yang berkelanjutan yang Allah anugerahkan kepada semua nabi, menunjukkan kesatuan pesan esensial mereka mengenai perilaku moral.
Frasa "yang telah didapatkan orang-orang" menunjukkan bahwa ajaran ini dilestarikan dan ditransmisikan melalui generasi, menunjukkan pentingnya mendasar dalam semua wahyu ilahi.
Esensi Hayā' (Malu)
Hayā' bukan hanya rasa malu atau malu-malu, tetapi kualitas moral yang komprehensif yang mencegah seseorang melakukan perbuatan memalukan dan mendorong perilaku mulia.
Para ulama menjelaskan bahwa hayā' terdiri dari dua jenis: malu alami (instingtif) dan malu yang diperoleh (melalui iman dan pengetahuan tentang Allah).
Izin Bersyarat
Pernyataan "lalu lakukan apa pun yang kamu suka" bukanlah izin untuk ketidakmoralan, melainkan alat retoris yang menekankan bahwa siapa yang kehilangan rasa malu telah kehilangan pengekangan internal yang mencegah kejahatan.
Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan ini berarti: "Ketika rasa malu menghilang, tidak ada yang tersisa untuk mencegah seseorang dari kejahatan apa pun, sehingga dia akan melakukan apa pun yang dia inginkan tanpa pengekangan."
Implikasi Praktis
Hadis ini mengajarkan bahwa hayā' adalah fondasi etika Islam - ketika dilestarikan, ia melindungi semua kebajikan lainnya; ketika hilang, semua kebajikan terancam.
Para ulama menekankan bahwa hayā' yang sejati terutama di hadapan Allah, mengetahui Dia melihat semua tindakan kita, yang kemudian meluas ke rasa malu di hadapan orang.