Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Salah satu perkataan para nabi yang dimiliki umat adalah, 'Jika kamu tidak merasa malu, maka lakukanlah apa pun yang kamu suka."
Teks Hadis & Referensi
Nabi (ﷺ) bersabda, "Salah satu ucapan para nabi yang telah didapatkan orang-orang adalah, 'Jika kamu tidak merasa malu, maka lakukan apa pun yang kamu suka."
Kitab: Nabi-nabi | Sumber: Sahih al-Bukhari 3484
Makna & Signifikansi
Pernyataan mendalam ini merujuk kembali pada nabi-nabi sebelumnya, menunjukkan pentingannya yang universal di seluruh wahyu ilahi. Ajaran ini menetapkan haya (rasa malu) sebagai pengekangan fundamental yang mencegah tindakan tidak bermoral.
Ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk merasa malu di hadapan Allah dan ciptaan, mereka menghilangkan penghalang antara diri mereka dan dosa. Pernyataan ini berfungsi sebagai peringatan dan kriteria - jika suatu tindakan tidak menyebabkan rasa malu di hadapan Allah, kemungkinan itu diizinkan.
Jenis-jenis Haya (Rasa Malu)
Haya min Allah: Rasa malu di hadapan pengamatan konstan Allah, mengetahui bahwa Dia melihat semua tindakan dan niat.
Haya min an-Nas: Rasa malu di hadapan orang, menghindari apa yang membawa aib dalam masyarakat.
Haya min al-Mala'ikah: Rasa malu di hadapan malaikat pencatat yang mendokumentasikan setiap perbuatan.
Komentar Ulama
Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan bahwa haya adalah fondasi dari semua akhlak baik. Ketika rasa malu hadir, itu mencegah seseorang dari berbuat salah. Ketika tidak ada, tidak ada penghalang internal yang tersisa terhadap dosa.
Al-Nawawi menyatakan bahwa ajaran ini menunjukkan haya sangat penting sehingga ketiadaannya membuat seseorang mirip dengan hewan tanpa pengekangan moral. Para nabi secara kolektif menekankan kebajikan ini karena melindungi iman dan masyarakat.
Kondisional "jika kamu tidak merasa malu" menyiratkan bahwa rasa malu yang tepat secara alami akan mencegah seseorang melakukan apa yang tidak disukai Allah, membuat bagian kedua tidak diperlukan bagi orang yang saleh.