Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Kami adalah yang terakhir (yang akan datang) tetapi kami akan menjadi yang terkemuka pada hari kiamat, bangsa-bangsa diberikan Kitab (yaitu Kitab Suci) sebelum kami, dan kami diberi Kitab Suci setelah mereka. Ini (yaitu hari Jumat) adalah hari di mana mereka berbeda. Jadi keesokan harinya (iaitu hari Sabtu) ditetapkan untuk orang Yahudi dan sehari setelahnya (iaitu hari Minggu) untuk orang Kristian. Adalah kewajiban bagi setiap Muslim untuk membasuh kepala dan tubuhnya pada hari (yaitu Jumat) (setidaknya) dalam setiap tujuh hari."
Eksposisi Hadis
Tradisi mulia ini dari Sahih al-Bukhari (3486, 3487) mengandung hikmah mendalam mengenai status Umat Muslim dan kesucian Jumat. Nabi Muhammad (ﷺ) menyatakan bahwa meskipun Muslim muncul terakhir dalam urutan kronologis di antara komunitas yang diwahyukan secara ilahi, mereka akan menjadi yang terdepan dalam pangkat dan prioritas pada Hari Pengadilan.
Signifikansi Teologis
Frasa "bangsa-bangsa diberikan Kitab sebelum kita" merujuk pada komunitas sebelumnya seperti Yahudi dan Kristen yang menerima kitab suci ilahi. Meskipun kemunculan kita terlambat, Allah telah mengistimewakan Umat ini dengan wahyu terakhir yang terpelihara - Al-Quran Suci.
Perbedaan Jumat (Jumu'ah) sebagai hari berkumpul suci kita menunjukkan hikmah ilahi dalam membedakan komunitas Muslim dalam ibadahnya, sambil mempertahankan rantai bimbingan kenabian yang berkelanjutan.
Keputusan Yuridis
Kewajiban ghusl (mandi ritual) sebelum salat Jumat menekankan pentingnya pemurnian fisik dan spiritual untuk salat jamaah mingguan. Ulama berbeda pendapat apakah ini wajib atau sangat dianjurkan (sunnah mu'akkadah), tetapi ada konsensus mengenai keutamaannya yang tinggi.
Pencucian komprehensif ini mencakup seluruh kepala dan tubuh, melambangkan kebersihan luar dan pembaruan dalam saat seorang mukmin bersiap untuk berdiri di hadapan Allah dalam ibadah kolektif.
Dimensi Eskatologis
Status "terdepan" pada Hari Pengadilan terwujud melalui syafaat Nabi (Shafa'ah), posisi istimewa Umat ini sebagai saksi atas bangsa-bangsa sebelumnya, dan rahmat khusus yang Allah berikan kepada mereka yang berpegang pada pesan terakhir dan lengkap.
Kehormatan ini tidak otomatis tetapi bergantung pada pemenuhan perjanjian kita dengan Allah melalui keyakinan, ibadah, dan kepatuhan pada Sunnah yang benar.