حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، احْتَجَمَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فِي رَأْسِهِ وَهْوَ مُحْرِمٌ مِنْ وَجَعٍ كَانَ بِهِ بِمَاءٍ يُقَالُ لَهُ لَحْىُ جَمَلٍ‏.‏ وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ سَوَاءٍ أَخْبَرَنَا هِشَامٌ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم احْتَجَمَ وَهْوَ مُحْرِمٌ فِي رَأْسِهِ مِنْ شَقِيقَةٍ كَانَتْ بِهِ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Jabir bin 'Abdullah

Saya mendengar Nabi (ﷺ) berkata, "Jika ada kebaikan dalam obat-obatan Anda, maka itu adalah dalam seteguk madu, operasi bekam, atau penjenamaan (kauterisasi), tetapi saya tidak suka (kauterisasi) dicap.

Comment

Teks Hadis

"Saya mendengar Nabi (ﷺ) berkata, 'Jika ada kebaikan dalam obat-obatanmu, maka itu ada dalam seteguk madu, operasi bekam, atau pembakaran (kauterisasi), tetapi saya tidak suka dibakar (dikauterisasi).'"

Referensi Sumber

Kitab: Kedokteran

Pengarang: Sahih al-Bukhari

Hadis: Sahih al-Bukhari 5702

Komentar tentang Tiga Pengobatan

Nabi (ﷺ) menegaskan tiga pengobatan utama yang dapat memberikan manfaat: madu, bekam (hijama), dan kauterisasi. Madu dipuji karena sifat penyembuhan alaminya yang disebutkan dalam Al-Qur'an, bekam karena kemampuannya mengeluarkan darah berbahaya dan mengembalikan keseimbangan tubuh, dan kauterisasi sebagai upaya terakhir untuk kondisi parah.

Preferensi Pribadi Nabi

Meskipun mengakui kauterisasi berpotensi bermanfaat, Nabi menyatakan ketidaksukaannya pribadi terhadap metode ini. Ini menunjukkan prinsip Islam bahwa meskipun perawatan tertentu diizinkan, individu dapat memilih alternatif berdasarkan toleransi pribadi dan keadaan, asalkan tidak bertentangan dengan bimbingan ilahi.

Interpretasi Ulama

Ulama klasik menjelaskan bahwa hadis ini menetapkan legitimasi mencari pengobatan medis sambil memprioritaskan pengobatan alami. Urutan - madu pertama, lalu bekam, kemudian kauterisasi - menunjukkan perkembangan dari perawatan lembut ke yang lebih invasif. Ketidaksukaan Nabi terhadap kauterisasi berfungsi sebagai panduan untuk menyimpannya hanya untuk kasus yang diperlukan.

Integrasi dengan Tawakal (Bersandar pada Allah)

Ajaran ini menyeimbangkan konsep Islam tentang mencari pengobatan (tadawi) dan bersandar pada Allah (tawakal). Nabi mengakui peran obat sementara pada akhirnya mengaitkan penyembuhan hanya kepada Allah. Pengobatan yang disebutkan adalah sarana (asbab) melalui mana penyembuhan ilahi dapat terwujud, bukan sumber penyembuhan independen.