حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ، هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الْغَسِيلِ، حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ عُمَرَ بْنِ قَتَادَةَ، قَالَ سَمِعْتُ جَابِرًا، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ إِنْ كَانَ فِي شَىْءٍ مِنْ أَدْوِيَتِكُمْ شِفَاءٌ فَفِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ لَذْعَةٍ بِنَارٍ، وَمَا أُحِبُّ أَنْ أَكْتَوِيَ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Ibnu 'Abbas

Rasulullah (ﷺ) bersabda, 'Bangsa-bangsa diperlihatkan di hadapanku; satu atau dua nabi akan lewat bersama dengan beberapa pengikut. Seorang nabi tidak akan lewat ditemani oleh siapa pun. Kemudian kerumunan besar orang lewat di depan saya dan saya bertanya, Siapa mereka, apakah mereka pengikut saya?" Dikatakan, 'Tidak. Itu adalah Musa dan para pengikutnya: Dikatakan kepadaku, 'Lihatlah cakrawala.'' Lihat! Ada banyak orang yang memenuhi cakrawala. Kemudian dikatakan kepada saya, 'Lihatlah di sana-sini tentang langit yang membentang! Lihat! Ada orang banyak yang memenuhi cakrawala,' Dikatakan kepadaku, 'Inilah bangsamu yang darinya tujuh puluh ribu orang akan masuk ke Firdaus tanpa perhitungan.' "Kemudian Nabi (ﷺ) masuk ke rumahnya tanpa memberi tahu teman-temannya siapa mereka (70.000 orang itu). Maka orang-orang mulai membicarakan masalah ini dan berkata, "Kamilah yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya; oleh karena itu orang-orang itu adalah diri kita sendiri atau anak-anak kita yang lahir di era Islam, karena kita dilahirkan di Periode Ketidaktahuan Pra-lslamic." Ketika Nabi (ﷺ) mendengar hal itu, dia keluar dan berkata. "Orang-orang itu adalah mereka yang tidak memperlakukan diri mereka sendiri dengan Ruqya, mereka juga tidak percaya pada pertanda buruk atau baik (dari burung dll.) dan mereka juga tidak dicap (Cauterized). tetapi mereka menaruh kepercayaan mereka (hanya) kepada Tuhan mereka" Terhadap hal itu 'Ukasha bin Muhsin berkata. " Apakah aku salah satu dari mereka, ya Rasulullah (ﷺ)?' Nabi (ﷺ) berkata, "Ya." Kemudian orang lain bangkit dan berkata, "Apakah saya salah satu dari mereka?" Nabi (ﷺ) bersabda, 'Ukasha telah mengantisipasimu."

Comment

Visi Bangsa-Bangsa

Nabi (ﷺ) diperlihatkan berbagai bangsa dalam sebuah penglihatan, mengamati nabi-nabi dengan jumlah pengikut yang bervariasi. Beliau menyaksikan Musa dengan kerumunan besar, kemudian melihat bangsanya sendiri memenuhi cakrawala. Beliau diberitahu bahwa tujuh puluh ribu dari umatnya akan masuk Surga tanpa hisab.

Karakteristik Tujuh Puluh Ribu yang Diberkahi

Individu-individu terpilih ini memiliki tiga kualitas pembeda: Mereka tidak melakukan Ruqya (mencari kesembuhan melalui Al-Qur'an dan doa diperbolehkan, tetapi ini merujuk pada bentuk yang tidak pantas), mereka tidak percaya pada pertanda takhayul, dan mereka tidak mempraktikkan pembakaran/kauterisasi untuk penyembuhan.

Karakteristik mendasar mereka adalah ketergantungan dan kepercayaan sepenuhnya hanya kepada Allah (tawakkul), tanpa menggunakan cara yang dilarang atau mengaitkan efek independen pada sebab-sebab yang diciptakan.

Komentar Ilmiah

Hadis ini menunjukkan rahmat Allah yang sangat besar kepada umat Muslim dan keunggulan pengikut Nabi Muhammad. Tujuh puluh ribu mewakili mereka yang memiliki tauhid sempurna yang menghindari syirik dalam segala bentuknya, termasuk keyakinan takhayul dan mengaitkan penyembuhan kepada selain Allah.

Larangan yang disebutkan secara khusus ditujukan pada praktik yang melibatkan syirik atau bertentangan dengan tawakkul murni. Perawatan medis yang diizinkan dan ruqya menggunakan Al-Qur'an dan doa otentik tetap diperbolehkan, sebagaimana ditetapkan dalam riwayat otentik lainnya.

Pelajaran Spiritual

Narasi ini mengajarkan kita untuk memurnikan iman kita dari semua inovasi dan praktik takhayul. Ini menekankan bahwa kesuksesan sejati datang melalui ketergantungan yang tulus kepada Allah sambil menggunakan cara yang diizinkan dalam pedoman Islam.

Insiden dengan 'Ukasyah menggambarkan keutamaan untuk cepat mencari kebaikan dan pentingnya memiliki harapan pada rahmat Allah, sambil memahami bahwa tingkat spiritual ditentukan oleh pengetahuan dan kebijaksanaan Allah.