Beberapa sahabat Nabi (ﷺ) menemukan sebuah suku di antara suku-suku Arab, dan suku itu tidak menjamu mereka. Saat mereka berada dalam keadaan itu, kepala suku itu digigit ular (atau disengat kalajengking). Mereka berkata, (kepada sahabat-sahabat Nabi (ﷺ), "Apakah kamu membawa obat atau siapa pun yang dapat mengobati dengan Ruqya?" Para sahabat Nabi berkata, "Kamu menolak untuk menjamu kami, jadi kami tidak akan memperlakukan (pemimpinmu) kecuali kamu membayar kami untuk itu." Jadi mereka setuju untuk membayar mereka sekawanan domba. Salah satu dari mereka (sahabat Nabi) mulai membaca Surat al-Fatiha dan mengumpulkan air liurnya dan meludahkannya (pada gigitan ular). Pasien itu sembuh dan rakyatnya mempersembahkan domba-domba itu kepada mereka, tetapi mereka berkata, "Kami tidak akan mengambilnya kecuali kami bertanya kepada Nabi (apakah itu sah)." Ketika mereka bertanya kepadanya, dia tersenyum dan berkata, "Bagaimana kamu tahu bahwa Surat-al-Fatiha adalah seorang Ruqya? Ambillah itu (kawanan domba) dan berikan bagian untukku."
Eksposisi Hadis dari Sahih al-Bukhari
Narasi ini dari Kitab Pengobatan dalam Sahih al-Bukhari (Hadis 5736) menunjukkan beberapa prinsip hukum dan spiritual Islam yang mendalam melalui insiden praktis dari zaman Nabi Muhammad (ﷺ).
Kebolehan Mencari Imbalan untuk Ruqya
Para sahabat awalnya menolak pengobatan sampai kompensasi disepakati, menunjukkan kebolehan mengenakan biaya untuk layanan penyembuhan spiritual ketika dilakukan dengan pembacaan Al-Qur'an yang sah.
Persetujuan Nabi atas pengambilan kawanan domba mereka mengonfirmasi keputusan ini, meskipun dia memperingatkan agar tidak menjadikan Al-Qur'an sebagai sarana keuntungan duniawi tanpa niat yang benar.
Efektivitas Surat al-Fatiha sebagai Ruqya
Pertanyaan retoris Nabi "Bagaimana kamu tahu bahwa Surat al-Fatiha adalah Ruqya?" menegaskan status khusus bab ini sebagai penyembuh. Ini menetapkan bahwa bab-bab Al-Qur'an tertentu memiliki sifat penyembuhan ketika dibacakan dengan ketulusan dan keyakinan yang benar pada kekuasaan Allah.
Metode membacakan sambil mengumpulkan air liur menunjukkan bahwa berkah (barakah) dari pembacaan Al-Qur'an dapat meluas ke zat fisik, yang kemudian menjadi sarana penyembuhan.
Senyuman dan Bagian Nabi
Senyuman Nabi menunjukkan kegembiraannya atas kehati-hatian mereka dalam mencari bimbingan agama sebelum mengonsumsi penghasilan yang diragukan, mengajarkan pentingnya memverifikasi masalah agama dengan otoritas yang tepat.
Permintaannya untuk bagian menetapkan haknya atas bagian dari penghasilan halal para sahabatnya dan memperkuat berbagi berkah secara komunal.
Pelajaran Hukum dan Spiritual
Hadis ini menetapkan legitimasi ruqya dengan ayat-ayat Al-Qur'an, kebolehan kompensasi untuk layanan spiritual, pentingnya memverifikasi hal-hal yang diragukan dengan ulama, dan pengakuan bab-bab Al-Qur'an tertentu memiliki sifat penyembuhan ketika dibacakan dengan iman dan niat yang benar.