Saya mendengar Nabi (ﷺ) berkata, "Jika ada penyembuhan dalam obat-obatan Anda, maka itu adalah dalam bekam, seteguk madu atau pencap dengan api (kauterisasi) yang sesuai dengan penyakitnya, tetapi saya tidak suka (dibakar) dicap dengan api."
Teks & Konteks Hadis
Diriwayatkan Abu Huraira: Saya mendengar Nabi (ﷺ) berkata, "Jika ada kesembuhan dalam obat-obatanmu, maka itu ada dalam bekam, seteguk madu, atau pembakaran dengan api (kauterisasi) yang sesuai dengan penyakit, tetapi saya tidak suka dibakar dengan api." (Sahih al-Bukhari 5683)
Komentar Ilmiah
Hadis mulia ini dari bab Pengobatan Sahih al-Bukhari menetapkan tiga pengobatan alami utama yang diakui dalam pengobatan Nabi. Nabi (ﷺ) pertama-tama menyebutkan bekam (hijama), yang dijelaskan para ulama sebagai mengeluarkan darah rusak dan zat berbahaya dari tubuh, sehingga mengembalikan keseimbangan humor.
Madu dipuji sebagai nutrisi dan obat, mengandung sifat penyembuhan ilahi yang disebutkan dalam Al-Quran. Konsumsinya mengatasi berbagai penyakit internal melalui kualitas antimikroba dan anti-inflamasinya.
Kauterisasi diakui efektif untuk kondisi tertentu, terutama untuk menghentikan pendarahan atau mengobati luka spesifik. Namun, ketidaksukaan pribadi Nabi terhadap metode ini menunjukkan penggunaannya harus dibatasi pada kasus-kasus yang diperlukan di mana manfaat melebihi bahaya dan rasa sakit yang terlibat.
Keputusan Hukum
Para ulama menyimpulkan dari hadis ini bahwa mencari pengobatan medis dianjurkan (mustahabb) dalam Islam. Pengobatan yang disebutkan beroperasi dalam kerangka ketetapan ilahi - mereka adalah sarana melalui mana Allah memberikan kesembuhan.
Preferensi Nabi terhadap kauterisasi mengajarkan kita untuk memilih perawatan yang kurang menyakitkan ketika ada alternatif yang sama efektifnya. Ini mencerminkan kepedulian Islam untuk meminimalkan bahaya dan ketidaknyamanan dalam pengobatan medis.
Dimensi Spiritual
Ajaran ini menekankan bahwa kesembuhan sejati datang dari Allah saja, sementara pengobatan ini hanyalah sarana (asbab) melalui mana penyembuhan-Nya terwujud. Orang beriman harus memiliki kepercayaan pada Allah sambil menggunakan perawatan yang diizinkan.
Hadis ini menunjukkan keseimbangan antara ketergantungan spiritual pada Allah dan penggunaan praktis pengobatan alami, mencerminkan sifat komprehensif ajaran Islam yang menangani kesejahteraan fisik dan spiritual.