Seolah-olah saya sedang melihat Nabi (ﷺ) ketika dia berbicara tentang salah satu nabi yang rakyatnya telah memukuli dan melukainya, dan dia sedang menyeka darah dari wajahnya dan berkata, "Ya Tuhan! Ampunilah orang-orang yang tidak mereka kenal."
Hadis Nabi yang Berdarah
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud (semoga Allah meridhainya): "Seolah-olah aku melihat Nabi (ﷺ) saat beliau berbicara tentang salah seorang nabi yang kaumnya telah memukul dan melukainya, dan beliau mengusap darah dari wajahnya sambil berkata, 'Ya Tuhan! Ampunilah kaumku karena mereka tidak tahu.'" (Sahih al-Bukhari 6929)
Komentar tentang Kesabaran Nabi
Riwayat yang mendalam ini menunjukkan karakter tertinggi kenabian - menanggung bahaya sambil menjaga belas kasihan bagi para penindas. Para nabi, meskipun menghadapi kekerasan fisik dan penolakan, merespons bukan dengan kutukan tetapi dengan doa untuk pengampunan ilahi.
Frasa "mereka tidak tahu" menunjukkan bahwa ketidaktahuan, bukan kemurnian kebencian, sering mendorong orang untuk menentang kebenaran. Pemahaman ini harus membentuk pendekatan kita terhadap dakwah dan menghadapi oposisi.
Implikasi Hukum dan Spiritual
Para ulama mengambil dari hadis ini keutamaan kesabaran dalam menghadapi penganiayaan dan pentingnya membuat doa bagi mereka yang menyakiti kita. Ini menetapkan bahwa merespons bahaya dengan kebaikan adalah cara kenabian.
Mengusap darah sambil berdoa menunjukkan bahwa rasa sakit fisik tidak boleh menghalangi seseorang untuk berpaling kepada Allah. Ini menggambarkan ketergantungan sepenuhnya kepada Sang Pencipta di tengah penderitaan duniawi.
Aplikasi Kontemporer
Muslim hari ini harus mencontoh model kenabian ini ketika menghadapi penganiayaan agama atau bahaya pribadi. Daripada mencari balas dendam, kita harus berdoa untuk bimbingan dan pengampunan bagi mereka yang menentang kebenaran karena ketidaktahuan.
Ajaran ini sangat relevan di zaman kita di mana Muslim sering menghadapi kesalahpahaman dan prasangka. Respons kenabian tetap menjadi standar tertinggi perilaku.