Ayah saya berkata, "Nabi (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca Al-Fatiha diikuti dengan Surah lain dalam dua rakat pertama shalat dan hanya membaca Al-Fatiha dalam dua rakat terakhir shalat Zuhur. Kadang-kadang satu ayat atau lebih terdengar dan dia biasa memperpanjang raka pertama lebih dari yang kedua dan biasa melakukan hal yang sama dalam shalat 'Asr dan Subuh."
Teks Hadis
Ayahku berkata, "Nabi (ﷺ) biasa membaca Al-Fatiha diikuti dengan Sura lain dalam dua rakaat pertama shalat dan hanya membaca Al-Fatiha dalam dua rakaat terakhir shalat Zuhur. Kadang-kadang satu ayat atau lebih terdengar dan beliau biasa memperpanjang rakaat pertama lebih dari yang kedua dan melakukan hal yang sama dalam shalat Asar dan Fajr."
Referensi Sumber
Sahih al-Bukhari 776
Komentar tentang Praktik Bacaan
Praktik Nabi menunjukkan sunnah membaca Al-Fatiha diikuti dengan surah lain dalam dua rakaat pertama shalat wajib, sementara membatasi bacaan hanya pada Al-Fatiha saja dalam dua rakaat terakhir. Ini menetapkan perbedaan antara unit shalat awal dan penutup.
Komentar tentang Keterdengaran
Keterdengaran sesekali ayat menunjukkan fleksibilitas dalam volume shalat, terutama dalam shalat siang seperti Zuhur di mana bacaan diam umumnya ditetapkan. Ini menunjukkan kebolehan membuat beberapa ayat sedikit terdengar tanpa mengubah karakter esensial shalat.
Komentar tentang Perpanjangan
Perpanjangan rakaat pertama dibandingkan yang kedua mencerminkan kebijaksanaan kenabian dalam keterlibatan spiritual bertahap, memungkinkan jamaah untuk sepenuhnya masuk ke dalam shalat. Praktik ini berlaku seragam untuk shalat Fajr, Zuhur, dan Asar, menetapkan pola yang konsisten di berbagai waktu shalat.
Implikasi Hukum
Hadis ini menetapkan sifat wajib Al-Fatiha dalam setiap rakaat sementara membuat surah tambahan dianjurkan (sunnah) dalam dua rakaat pertama. Perbedaan antara unit shalat dan perpanjangan yang terukur mewakili komponen penting dari pelaksanaan shalat yang benar menurut contoh kenabian.