Ayah saya berkata bahwa Rasul Allah berkata, "Bilal mengucapkan 'Adzan pada malam hari, maka teruslah makan dan minum (Suhur) sampai Ibnu Um Maktum mengucapkan Adzan." Salim menambahkan, "Dia adalah orang buta yang tidak akan mengucapkan Adzan kecuali dia diberitahu bahwa hari itu telah fajar."
Teks & Konteks Hadis
"Ayahku berkata bahwa Rasulullah bersabda, 'Bilal mengumandangkan Adhan di malam hari, jadi teruslah makan dan minum (Sahur) hingga Ibn Um Maktum mengumandangkan Adhan.' Salim menambahkan, 'Dia adalah seorang pria buta yang tidak akan mengumandangkan Adhan kecuali diberitahu bahwa hari telah terang.'"
Referensi: Sahih al-Bukhari 617 | Kitab: Panggilan untuk Shalat (Adhaan)
Komentar tentang Dua Adhan
Hadis ini menetapkan perbedaan antara Adhan pertama (milik Bilal) dan Adhan kedua (milik Ibn Um Maktum). Adhan Bilal diberikan sebelum fajar untuk membangunkan orang untuk Sahur dan shalat Tahajjud, sementara Adhan Ibn Um Maktum menandai awal sebenarnya dari waktu Fajr.
Hikmah di balik dua Adhan terletak pada memudahkan Ummah: yang pertama berfungsi sebagai peringatan bagi mereka yang makan Sahur untuk mempersiapkan puasa, sementara yang kedua secara pasti menandai penghentian makan dan minum saat fajar sejati muncul.
Keputusan Hukum yang Diambil
Diperbolehkan untuk makan, minum, dan melakukan hubungan suami istri hingga Adhan kedua (Adhan Fajr) dikumandangkan, bukan yang pertama. Puasa dimulai hanya ketika fajar sejati terbit, yang ditunjukkan oleh Adhan Ibn Um Maktum.
Hadis ini menunjukkan belas kasihan Nabi dalam membuat kewajiban agama dapat dikelola, menunjukkan bahwa Syariah mempertimbangkan keadaan orang dengan menyediakan penanda waktu yang jelas untuk ibadah.
Pengamatan Ilmiah
Kebutaan Ibn Um Maktum menyoroti bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang untuk melayani Islam. Ketergantungannya pada orang lain untuk memberitahunya tentang kedatangan fajar menunjukkan pentingnya verifikasi dalam urusan agama.
Pelestarian yang teliti oleh para sahabat atas detail-detail seperti itu, termasuk tambahan Salim tentang metode sahabat buta itu, menunjukkan ketepatan mereka dalam menyampaikan Sunnah untuk generasi mendatang.