Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Katakanlah Amin" ketika Imam mengatakannya dan jika salah satu dari kamu bertepatan dengan Amin malaikat maka semua dosa masa lalunya akan diampuni." Ibnu Shihab berkata, "Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa mengucapkan "Amin."
Teks Hadis & Referensi
Nabi (ﷺ) bersabda, "Ucapkan Amin ketika Imam mengucapkannya dan jika Amin salah satu dari kalian bertepatan dengan Amin para malaikat maka semua dosa-dosanya yang lalu akan diampuni." Ibnu Syihab berkata, "Utusan Allah (ﷺ) biasa Mengucapkan 'Amin.'"
Referensi: Sahih al-Bukhari 780
Signifikansi Mengucapkan "Amin"
Hadis ini menetapkan sifat komunal shalat, di mana jamaah mengikuti pimpinan Imam. Kata "Amin" berarti "Ya Allah, terimalah doa kami" dan berfungsi sebagai penutup atas doa yang dibuat selama pembacaan Surah Al-Fatihah.
Instruksi Nabi untuk mengucapkan "Amin" secara bersamaan dengan Imam menciptakan kesatuan spiritual dan pengabdian kolektif, memperkuat permohonan jamaah untuk penerimaan ilahi.
Pengampunan Ilahi Melalui Keselarasan Malaikat
Janji luar biasa pengampunan dosa-dosa masa lalu menunjukkan nilai spiritual yang besar dari praktik ini. Ketika "Amin" seorang penyembah bertepatan dengan "Amin" para malaikat, itu menciptakan momen harmoni surgawi di mana alam duniawi dan surgawi bersatu dalam doa.
Para ulama menjelaskan bahwa sinkronisasi ini mewakili keadaan kehadiran spiritual (hudur al-qalb) di mana hati sepenuhnya hadir kepada Allah, membuat doa tersebut sangat kuat dan layak untuk penerimaan dan pengampunan ilahi.
Praktik Kenabian & Hukum Syariah
Riwayat tambahan bahwa "Utusan Allah (ﷺ) biasa Mengucapkan 'Amin'" mengonfirmasi ini sebagai sunnah yang mapan (tradisi kenabian) dan bukan sekadar rekomendasi. Ini mengubah praktik dari sekadar kebajikan menjadi bagian integral dari kesempurnaan shalat.
Ahli hukum Islam telah menetapkan bahwa mengucapkan "Amin" dengan keras dalam shalat berjamaah sangat dianjurkan (sunnah mu'akkadah) bagi Imam dan jamaah, mengikuti contoh jelas Nabi (ﷺ).