Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Jika ada di antara kamu yang berkata, "Amin" dan malaikat di surga mengatakan "Amin" dan yang pertama bertepatan dengan yang terakhir, semua dosa masa lalunya akan diampuni."
Teks Hadis
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Jika salah satu dari kalian mengucapkan 'Amin' dan para malaikat di langit mengucapkan 'Amin' dan yang pertama bertepatan dengan yang terakhir, semua dosa-dosanya yang lalu akan diampuni."
Referensi: Sahih al-Bukhari 781
Konteks dan Signifikansi
Hadis mulia ini dari bab "Panggilan untuk Shalat (Adzan)" dalam Sahih al-Bukhari menyoroti peluang spiritual yang mendalam selama shalat berjamaah, khususnya saat mengucapkan "Amin" setelah Surah al-Fatihah.
Istilah "Amin" berarti "Ya Allah, terimalah doa kami" dan berfungsi sebagai penutup atas bacaan pembuka Al-Quran oleh orang beriman.
Komentar Ilmiah
Imam Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa sinkronisasi antara "Amin" orang beriman dan para malaikat ini mewakili momen penerimaan ilahi. Tanggapan para malaikat menunjukkan rahmat Allah turun kepada penyembah.
Para ulama menekankan bahwa pengampunan ini berlaku untuk dosa-dosa kecil, karena dosa besar memerlukan pertobatan khusus. Waktu mengucapkan "Amin" harus bertepatan dengan penyelesaian al-Fatihah oleh Imam untuk memaksimalkan peluang berkah ini.
Hadis ini mengajarkan kita pentingnya kehadiran hati (khushu') selama shalat dan signifikansi kosmis ibadah kita yang terhubung dengan alam surgawi.
Implikasi Praktis
Orang beriman harus secara sadar mengucapkan "Amin" dengan keras dalam shalat di mana bacaannya terdengar, dan diam-diam sebaliknya, dengan keyakinan penuh dan kerendahan hati.
Momen ini mewakili salah satu dari banyak peluang yang ditetapkan secara ilahi untuk pemurnian spiritual sepanjang shalat, mendorong Muslim untuk menyempurnakan pengabdian dan kewaspadaan mereka selama ibadah.