حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عَمْرٍو، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ـ رضى الله عنهما ـ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةٍ، لاَ أَكُفُّ شَعَرًا وَلاَ ثَوْبًا ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Ibnu 'Abbas

Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Aku telah diperintahkan untuk bersujud di atas tujuh (tulang) dan tidak menyelipkan rambut atau pakaian."

Comment

Panggilan untuk Sholat (Adhaan)

Sahih al-Bukhari 816

Teks Hadits

Nabi (ﷺ) bersabda, "Aku diperintahkan untuk bersujud di atas tujuh (tulang) dan tidak menyingsingkan rambut atau pakaian."

Komentar tentang Tulang Sujud

Tujuh tulang merujuk pada dahi (termasuk hidung), kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari-jari kaki kedua kaki. Ini menetapkan bentuk sujud (sujūd) yang benar dalam sholat, memastikan penyerahan penuh kepada Allah sambil menjaga kontak fisik dengan tanah melalui bagian tubuh tertentu ini.

Larangan Menyingsingkan

Larangan terhadap menyingsingkan rambut atau pakaian selama sholat mencegah elevasi buatan dari tanah dan menjaga kerendahan hati. Ini memastikan bahwa orang yang beribadah tidak menciptakan penghalang antara diri mereka dan tempat sujud, mencerminkan penyerahan penuh tanpa khawatir tentang penampilan atau kenyamanan duniawi.

Ketetapan Hukum (Hukm)

Hadits ini menetapkan bahwa sujud yang benar memerlukan kontak dari semua tujuh tulang dengan tanah. Larangan menyingsingkan adalah untuk menjaga keadaan khushūʿ (kerendahan hati) dan mencegah tindakan yang dapat mengalihkan perhatian dari pengabdian. Para ulama menganggap kontak yang benar dengan semua tujuh tulang sebagai wajib (wājib) untuk sujud yang sah.

Signifikansi Spiritual

Tujuh titik kontak melambangkan penyerahan penuh kepada Allah, dengan setiap bagian tubuh menegaskan kerendahan hati orang yang beribadah. Sujud mewakili tindakan ibadah tertinggi di mana orang beriman menempatkan bagian yang paling terhormat (wajah) di atas bumi sebagai pengakuan akan kebesaran Allah.