حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ، قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ أَخْبَرَنَا عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَخْبَرَتْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلاَةِ ‏"‏ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ ‏"‏‏.‏ فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنَ الْمَغْرَمِ فَقَالَ ‏"‏ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ ‏"‏‏.‏ وَعَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ، أَنَّ عَائِشَةَ ـ رضى الله عنها ـ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَسْتَعِيذُ فِي صَلاَتِهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Bakar As-Siddiq

Saya meminta Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) untuk mengajarkan saya doa sehingga saya dapat memohon kepada Allah dengan doa saya. Dia menyuruh saya untuk berkata, "Allahumma inni zalumtu nafsi zulman kathiran, Wala yaghfiru dh-dhunuba illa anta, fa ghfir li maghfiratan min 'indika, wa r-hamni, innaka anta l-ghafuru r-rahim (Ya Allah! Aku telah melakukan ketidakadilan besar pada diriku sendiri dan tidak ada kecuali Engkau yang mengampuni dosa, jadi berikanlah kepadaku pengampunan dari-Mu, dan kasihanilah aku, Engkau adalah Pengampun, Maha Penyayang).

Comment

Panggilan untuk Sholat (Adzan)

Sahih al-Bukhari 834

Keunggulan Doa Ini

Doa mulia ini, yang ditransmisikan melalui rantai otentik Sahih al-Bukhari, mengandung kebijaksanaan spiritual yang mendalam. Nabi Muhammad (ﷺ) secara khusus mengajarkan doa ini untuk digunakan selama sholat, menunjukkan keistimewaan dan penerimaannya di hadapan Allah.

Frasa pembuka "Allahumma inni zalumtu nafsi zulman kathiran" menunjukkan pengakuan penting atas keadaan spiritual seseorang - mengakui banyaknya kesalahan yang dilakukan terhadap jiwa sendiri melalui ketidaktaatan kepada Allah.

Komentar Ulama tentang Teks

"Wala yaghfiru dh-dhunuba illa anta" menetapkan doktrin Islam fundamental tentang eksklusivitas ilahi dalam pengampunan. Ini menegaskan bahwa pengampunan sejati berasal semata-mata dari rahmat Allah, bukan melalui perantara atau makhluk ciptaan.

Permintaan "fa ghfir li maghfiratan min `indika" mencari pengampunan yang berasal langsung dari kehadiran Allah, menunjukkan keinginan untuk pengampunan ilahi yang murni, bukan kompensasi duniawi atau bantuan sementara.

Atribut penutup "innaka anta l-ghafuru r-rahim" berfungsi sebagai pengingat bagi yang berdoa dan bentuk penyampaian ilahi, menegaskan sifat abadi Allah sebagai Maha Pengampun, Maha Penyayang - nama-nama yang menjamin penerimaan permohonan seperti itu.

Implementasi Praktis dalam Sholat

Ulama klasik merekomendasikan membaca doa ini selama sujud atau dalam posisi duduk terakhir (tasyahud) sholat, di mana doa-doa paling mudah diterima. Sifat komprehensif doa ini membuatnya cocok untuk penggunaan rutin, terutama dalam sholat malam (tahajjud) ketika hati paling reseptif.

Ibn Hajar al-Asqalani, dalam komentarnya Fath al-Bari, menekankan bahwa doa ini menggabungkan pengakuan kesalahan, penegasan kesatuan ilahi dalam pengampunan, dan mencari baik pengampunan maupun rahmat - sehingga mencakup proses pertobatan yang lengkap.