حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ، قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، قَالَ أَخْبَرَنِي عَمْرٌو، أَنَّ أَبَا مَعْبَدٍ، مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ ـ رضى الله عنهما ـ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِينَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ الْمَكْتُوبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم‏.‏ وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا انْصَرَفُوا بِذَلِكَ إِذَا سَمِعْتُهُ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Huraira

Beberapa orang miskin datang kepada Nabi (صلى الله عليه وسلم) dan berkata, "Orang-orang kaya akan mendapatkan nilai yang lebih tinggi dan akan memiliki kenikmatan permanen dan mereka berdoa seperti kita dan berpuasa seperti kita. Mereka memiliki lebih banyak uang untuk menunaikan haji, dan 'umra; berjuang dan berjuang dalam Perjuangan Allah dan bersedekah." Nabi berkata, "Tidakkah aku akan memberitahukan kepadamu sesuatu yang jika kamu bertindak kamu akan mengejar orang-orang yang telah melampaui kamu? Tidak ada yang akan menyusul Anda dan Anda akan lebih baik daripada orang-orang di antara Anda tinggal kecuali mereka yang akan melakukan hal yang sama. Ucapkan "Subhana l-lah", "Al hamdu li l-lah" dan "Allahu Akbar" masing-masing tiga puluh tiga kali setelah setiap shalat (wajib)." Kami berselisih dan beberapa dari kami mengatakan bahwa kami harus mengatakan, "Subhan-al-lah" tiga puluh tiga kali dan "Al hamdu li l-lah" tiga puluh tiga kali dan "Allahu Akbar" tiga puluh empat kali. Aku pergi kepada Nabi (صلى الله عليه وسلم) yang berkata, "Katakanlah, "Subhan-al-lah" dan "Al hamdu li l-lah" dan "Allahu Akbar" bersama-sama [??], tiga puluh tiga kali."

Comment

Komentar Hadis: Keutamaan Dzikir Setelah Shalat

Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari (843) membahas kekhawatiran para sahabat yang kurang mampu secara ekonomi yang merasa tidak dapat menyamai pahala spiritual Muslim kaya karena kapasitas terbatas mereka untuk ibadah tambahan seperti Haji, Umrah, dan sedekah.

Hikmah di Balik Ajaran Ini

Nabi (ﷺ) menunjukkan bahwa keunggulan spiritual tidak hanya bergantung pada kekayaan materi. Melalui dzikir yang sederhana namun mendalam (mengingat Allah) ini, setiap Muslim - terlepas dari status keuangan - dapat mencapai derajat spiritual yang tinggi.

Frasa yang ditetapkan - Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah), dan Allahu Akbar (Allah Maha Besar) - mencakup aspek-aspek fundamental tauhid: menegaskan kesempurnaan Allah, mengungkapkan rasa syukur atas nikmat-Nya, dan mengakui keagungan-Nya yang tertinggi.

Metodologi dan Implementasi

Para sahabat awalnya berbeda dalam metodologi penghitungan, dengan beberapa menyarankan distribusi 33-33-34. Nabi menjelaskan bahwa ketiga frasa harus dibaca bersama-sama masing-masing tiga puluh tiga kali, total sembilan puluh sembilan dzikir setelah setiap shalat wajib.

Praktik ini menghubungkan shalat formal (salah) dengan dzikir yang terus-menerus, mempertahankan keadaan spiritual yang dicapai selama shalat dan membawa berkahnya sepanjang aktivitas sehari-hari.

Manfaat dan Pahala Spiritual

Dzikir ini berfungsi sebagai penyeimbang dalam pencapaian spiritual, memungkinkan mereka yang memiliki sarana terbatas untuk bersaing dengan - dan bahkan melampaui - orang kaya dalam pahala ilahi. Nabi menjamin bahwa praktik yang konsisten akan memungkinkan orang beriman untuk melampaui orang lain dalam kebaikan.

Pengulangan dzikir-dzikir mendasar ini membersihkan hati, memperkuat iman, dan terus-menerus menegaskan kembali hubungan orang beriman dengan Sang Pencipta, mengubah momen biasa menjadi peluang untuk koneksi ilahi dan akumulasi pahala.