Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Demi Dia yang dalam Tangan-Nya jiwaku akan aku perintahkan untuk mengumpulkan kayu bakar (bahan bakar) dan kemudian memerintahkan seseorang untuk mengucapkan Adzan untuk shalat dan kemudian memerintahkan seseorang untuk memimpin shalat kemudian aku akan pergi dari belakang dan membakar rumah-rumah orang-orang yang tidak hadir untuk shalat (wajib berjamaah). Demi Dia, di tangan-Nya jiwaku, jika ada di antara mereka yang tahu bahwa dia akan mendapatkan tulang yang ditutupi dengan daging yang baik atau dua potong (kecil) daging yang ada di antara dua tulang rusuk, dia akan muncul untuk shalat 'Isya'.
Teks & Konteks Hadis
Diriwayatkan oleh Abu Huraira: Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Demi Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku hampir memerintahkan untuk mengumpulkan kayu bakar (bahan bakar) dan kemudian memerintahkan seseorang untuk mengumandangkan adzan untuk shalat dan kemudian memerintahkan seseorang untuk memimpin shalat kemudian aku akan pergi dari belakang dan membakar rumah-rumah orang yang tidak hadir untuk shalat (wajib berjamaah). Demi Dia, yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika salah satu dari mereka tahu bahwa dia akan mendapatkan tulang yang dilapisi daging yang baik atau dua (kecil) potong daging yang ada di antara dua tulang rusuk, dia akan hadir untuk shalat Isya'." (Sahih al-Bukhari 644)
Keterparahan Meninggalkan Shalat Berjamaah
Hadis ini menunjukkan betapa parahnya kelalaian yang disengaja terhadap shalat wajib berjamaah. Niat Nabi (ﷺ) untuk membakar rumah-rumah mereka yang absen, meskipun tidak diterapkan sebagai hukum ilahi, berfungsi sebagai alat retoris yang kuat untuk menekankan keterparahan kelalaian ini di mata Allah.
Para ulama menjelaskan bahwa sumpah Nabi (ﷺ) dua kali dengan "Dia yang jiwaku berada di tangan-Nya" menekankan kebenaran mutlak dan pentingnya kritis masalah ini, menunjukkan bahwa meninggalkan shalat berjamaah tanpa alasan yang sah termasuk di antara dosa-dosa besar.
Motivasi Spiritual vs. Duniawi
Bagian akhir hadis ini membandingkan kurangnya motivasi umat beriman untuk pahala spiritual dengan apa yang akan memotivasi mereka untuk keuntungan duniawi. "Tulang yang dilapisi daging yang baik" mewakili manfaat duniawi minimal yang tetap akan mendorong tindakan segera.
Ini berfungsi sebagai teguran keras bagi mereka yang mengutamakan urusan duniawi sepele di atas pahala spiritual yang luar biasa dari shalat berjamaah, yang pada kenyataannya jauh melampaui keuntungan duniawi apa pun. Ini menyoroti kekurangan iman mereka yang memahami nilai duniawi tetapi gagal memahami nilai spiritual.
Hukum Syar'i & Aplikasi Kontemporer
Ulama klasik dari berbagai mazhab telah menyimpulkan dari hadis ini bahwa menghadiri shalat berjamaah bagi laki-laki dewasa adalah wajib atau fardhu kifayah (kewajiban kolektif) ketika mendengar adzan tanpa alasan yang sah.
Alasan yang sah termasuk sakit, takut, cuaca ekstrem, atau sibuk dengan kebutuhan pokok. Hadis ini berfungsi sebagai pengingat abadi bagi umat Islam untuk mengevaluasi kembali prioritas mereka dan tidak membiarkan gangguan duniawi menghalangi mereka memenuhi kewajiban agama mendasar ini yang memperkuat ikatan komunitas dan iman individu.