حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ، قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ، وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ، قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏"‏ تَفْضُلُ صَلاَةُ الْجَمِيعِ صَلاَةَ أَحَدِكُمْ وَحْدَهُ بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا، وَتَجْتَمِعُ مَلاَئِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلاَةِ الْفَجْرِ ‏"‏‏.‏ ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ‏{‏إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا‏}‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Musa

Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Orang-orang yang mendapatkan pahala yang luar biasa untuk shalat adalah mereka yang paling jauh (dari masjid) dan kemudian mereka yang berada di sebelah terjauh dan seterusnya. Demikian pula orang yang menunggu untuk berdoa dengan Imam memiliki pahala yang lebih besar daripada orang yang berdoa dan pergi tidur. "

Comment

Keunggulan Berjalan ke Masjid

Hadis ini dari Sahih al-Bukhari 651 menetapkan keutamaan spiritual yang besar dari berjalan ke shalat berjamaah. Jarak yang ditempuh berkorelasi langsung dengan pahala, karena setiap langkah menghapus dosa dan meningkatkan derajat spiritual seseorang. Kebijaksanaan ilahi ini mendorong umat Islam untuk menghadiri masjid secara teratur meskipun ada tantangan geografis.

Komentar Ulama tentang Jarak dan Pahala

Ulama klasik seperti Imam Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa peningkatan pahala untuk jarak yang lebih jauh memiliki beberapa tujuan: menguji keikhlasan niat seseorang, meningkatkan amal baik yang dicatat untuk setiap langkah, dan menunjukkan komitmen sejati terhadap shalat berjamaah meskipun ada kesulitan.

Kebijaksanaan di balik gradasi pahala ini terletak pada prinsip bahwa balasan ilahi sesuai dengan tingkat upaya yang dikeluarkan dalam ketaatan kepada Allah. Mereka yang mengatasi rintangan yang lebih besar menerima kompensasi spiritual yang lebih besar.

Keutamaan Menunggu Shalat

Bagian kedua hadis ini menyoroti keunggulan tetap berada di masjid menunggu shalat berjamaah. Para ulama mencatat bahwa periode menunggu ini sendiri dianggap sebagai ibadah, dengan orang beriman tetap dalam keadaan antisipasi spiritual dan koneksi dengan Allah.

Imam al-Nawawi berkomentar bahwa ajaran ini mendorong stabilitas di masjid dan memperkuat ikatan komunitas di antara jamaah. Orang yang menunggu menerima pahala terus-menerus, tidak seperti orang yang shalat sendiri dan pergi segera.

Implikasi Praktis bagi Umat

Panduan kenabian ini menetapkan keunggulan shalat berjamaah atas shalat individu dan menekankan aspek komunitas dalam ibadah Islam. Ini memotivasi umat Islam untuk memprioritaskan kehadiran di masjid dan berpartisipasi dalam ibadah kolektif.

Hadis ini juga mengajarkan kesabaran dan ketekunan dalam pelaksanaan agama, mengingatkan orang beriman bahwa pahala spiritual sering kali sebanding dengan kesulitan yang diatasi dalam memenuhi kewajiban agama.