"Nabi (صلى الله عليه وسلم) jatuh sakit dan ketika penyakitnya semakin parah, dia berkata, "Katakan kepada Abu Bakar untuk memimpin shalat." 'Aisyah berkata, "Dia adalah orang yang berhati lembut dan tidak akan bisa memimpin shalat di tempatmu." Nabi (صلى الله عليه وسلم) berkata lagi, "Katakanlah kepada Abu Bakar untuk memimpin umat dalam shalat." Dia mengulangi jawaban yang sama tetapi dia berkata, "Katakan kepada Abu Bakar untuk memimpin orang-orang dalam shalat. Kamu adalah sahabat Yusuf." Maka rasulullah itu pergi kepada Abu Bakar (dengan perintah itu) dan dia memimpin orang-orang dalam shalat pada masa hidup Nabi.
Panggilan untuk Sholat (Adzan)
Sahih al-Bukhari 678
Teks Hadits
"Nabi (ﷺ) jatuh sakit dan ketika penyakitnya memburuk, dia berkata, 'Suruh Abu Bakar untuk memimpin sholat.' `Aisyah berkata, 'Dia adalah pria yang lembut hati dan tidak akan mampu memimpin sholat di tempat Anda.' Nabi (ﷺ) berkata lagi, 'Suruh Abu Bakar untuk memimpin orang-orang dalam sholat.' Dia mengulangi jawaban yang sama tetapi dia berkata, 'Suruh Abu Bakar untuk memimpin orang-orang dalam sholat. Kamu adalah para sahabat Yusuf.' Jadi utusan pergi ke Abu Bakar (dengan perintah itu) dan dia memimpin orang-orang dalam sholat selama masa hidup Nabi."
Komentar Ilmiah
Riwayat ini menetapkan keutamaan Abu Bakar al-Siddiq (semoga Allah meridhainya) dan keutamaannya dalam memimpin komunitas Muslim. Keteguhan Nabi meskipun ada kekhawatiran yang valid dari Aisyah menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam sholat bukan hanya tentang kekuatan emosional tetapi tentang penunjukan ilahi dan keutamaan spiritual.
Frasa "Kamu adalah para sahabat Yusuf" merujuk pada kecenderungan wanita terhadap belas kasihan yang protektif, seperti wanita-wanita yang memotong tangan mereka melihat keindahan Yusuf. Di sini, ini menunjukkan bahwa kekhawatiran penuh kasih Aisyah tidak boleh mengesampingkan kebijaksanaan ilahi dalam menunjuk Abu Bakar.
Hadits ini juga membuktikan kebolehan menunjuk wakil untuk kepemimpinan sholat selama sakit, dan mengonfirmasi suksesi yang sah dari Abu Bakar untuk kepemimpinan komunitas setelah wafatnya Nabi, karena dia sudah ditetapkan sebagai imam sholat selama sakit terakhir Nabi.