حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي رَجَاءٍ، قَالَ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو، قَالَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ بْنُ قُدَامَةَ، قَالَ حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ، حَدَّثَنَا أَنَسٌ، قَالَ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَأَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِوَجْهِهِ فَقَالَ ‏"‏ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ وَتَرَاصُّوا، فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Anas bin Malik

Suatu kali Iqama diucapkan dan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) menghadap kami dan berkata, "Luruskan barisanmu dan berdiri lebih dekat, karena aku melihatmu dari belakang punggungku.'

Comment

Teks & Konteks Hadis

"Setelah Iqama dikumandangkan dan Rasulullah (ﷺ) menghadap kami dan berkata, 'Luruskan barisanmu dan berdirilah lebih dekat, karena aku melihatmu dari belakang punggungku.'" (Sahih al-Bukhari 719)

Riwayat ini terdapat dalam Kitab Seruan untuk Shalat (Adhaan) dan menunjukkan perhatian Nabi yang teliti terhadap pembentukan shalat berjamaah.

Komentar Ilmiah tentang Meluruskan Barisan

Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa meluruskan barisan adalah Sunnah yang dikukuhkan (mu'akkadah) dan komponen penting dari kesempurnaan shalat. Perintah ini menunjukkan bahwa ini adalah kewajiban kolektif (fard kifayah) atas jamaah.

Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari mencatat bahwa frasa "Aku melihatmu dari belakang punggungku" menunjukkan baik iluminasi ilahi yang diberikan kepada Nabi atau merujuk pada kemampuannya untuk memahami keadaan barisan melalui wawasan spiritual, meskipun orientasi fisiknya menghadap kiblah.

Keputusan Hukum & Signifikansi Spiritual

Para ulama menyimpulkan dari hadis ini bahwa imam harus memastikan pembentukan barisan yang tepat sebelum memulai shalat. Instruksi untuk "berdiri lebih dekat" menghilangkan celah yang dieksploitasi setan, seperti disebutkan dalam riwayat lain.

Al-Qurtubi menekankan bahwa barisan lurus melambangkan persatuan Muslim, disiplin, dan ketundukan pada perintah ilahi. Penyelarasan fisik mencerminkan harmoni spiritual dan mencegah perselisihan dalam jamaah.

Implementasi Praktis

Ulama klasik menetapkan bahwa bahu dan pergelangan kaki harus sejajar, tanpa ruang antara jamaah. Barisan pertama harus diisi sepenuhnya sebelum memulai barisan berikutnya.

Ajaran ini melampaui shalat ritual untuk mencakup perilaku Muslim secara umum - menjaga ketertiban, kerja sama, dan pertimbangan timbal balik dalam semua urusan kolektif.