Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Imam (diangkat) untuk diikuti. Maka janganlah kamu berbeda darinya, membungkuk ketika dia membungkuk, dan katakanlah, "Rabbana-lakal hamd" jika dia mengatakan "Sami'a l-lahu liman hamidah"; dan jika dia bersujud, bersujudlah (setelahnya), dan jika dia shalat duduk, berdoalah duduk bersama-sama, dan luruskan barisan untuk shalat, karena meluruskan barisan adalah di antara hal-hal yang membuat doamu benar dan sempurna. (Lihat Hadis No. 657).
Teks & Konteks Hadis
Nabi (ﷺ) bersabda, "Imam ditunjuk untuk diikuti. Maka jangan berbeda darinya, rukuklah ketika dia rukuk, dan ucapkan, 'Rabbana-lakal hamd' jika dia mengatakan 'Sami`a l-lahu liman hamidah'; dan jika dia sujud, sujudlah (setelahnya), dan jika dia shalat sambil duduk, shalatlah sambil duduk semua bersama-sama, dan luruskan barisan untuk shalat, karena meluruskan barisan termasuk hal-hal yang membuat shalat Anda benar dan sempurna."
Referensi: Sahih al-Bukhari 722
Peran Imam
Imam ditunjuk sebagai pemimpin dalam shalat untuk diikuti, bukan untuk didahului atau ditentang. Gerakannya menentukan tindakan jamaah, memastikan kesatuan dan keteraturan dalam ibadah. Kepemimpinan ini adalah amanah dari Allah, dan mengikutinya adalah tindakan ketaatan terhadap perintah ilahi.
Mengikuti Tindakan Imam
"Rukuklah ketika dia rukuk" - Jamaah tidak boleh mendahului Imam dalam rukū' (rukuk) atau posisi shalat lainnya. Mengikuti dengan tepat mempertahankan semangat kolektif shalat.
"Jika dia sujud, sujudlah setelahnya" - Menekankan pengurutan mengikuti daripada tindakan serentak, melestarikan peran kepemimpinan Imam sepanjang shalat.
Menanggapi Bacaan Imam
Ketika Imam mengatakan "Sami'a l-lahu liman hamidah" (Allah mendengar orang yang memuji-Nya), jamaah menanggapi dengan "Rabbana lakal hamd" (Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji). Ini menunjukkan dialog indah antara pemimpin dan pengikut dalam ibadah.
Menyesuaikan dengan Kondisi Imam
"Jika dia shalat sambil duduk, shalatlah sambil duduk semua bersama-sama" - Jika Imam tidak mampu berdiri karena alasan yang sah, seluruh jamaah shalat sambil duduk di belakangnya. Ini mempertahankan kesatuan dan menunjukkan ketundukan kolektif terhadap keadaan.
Pentingnya Barisan Lurus
Meluruskan barisan sangat penting untuk kesempurnaan shalat. Ini mencerminkan kesatuan spiritual, disiplin, dan susunan malaikat dalam ibadah. Barisan bengkok mengurangi keindahan spiritual shalat dan harmoni kolektif.
Komentar Ulama
Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa hadis ini menetapkan prinsip-prinsip dasar shalat berjamaah: ketundukan penuh terhadap kepemimpinan Imam, mempertahankan urutan yang tepat dalam gerakan, dan menyempurnakan formasi eksternal melalui barisan lurus.
Al-Nawawi menyatakan dalam Sharh Sahih Muslim bahwa berbeda dari Imam dalam gerakan shalat membatalkan shalat jika dilakukan dengan sengaja, karena bertentangan dengan persyaratan penting mengikuti pemimpin yang ditunjuk.