حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ، قَالَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي ‏"‏‏.‏ وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Anas bin Malik

Nabi (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Luruskanlah barisanmu karena aku melihatmu dari belakang punggungku." Anas menambahkan, "Semua dari kami biasa meletakkan bahunya dengan bahu temannya dan kakinya dengan kaki temannya."

Comment

Teks & Konteks Hadis

Nabi (ﷺ) bersabda, "Luruskan barisanmu karena aku melihatmu dari belakang punggungku." Anas menambahkan, "Setiap dari kami biasa meletakkan bahunya dengan bahu sahabatnya dan kakinya dengan kaki sahabatnya."

Referensi: Sahih al-Bukhari 725 | Kitab: Panggilan Shalat (Adhaan)

Komentar Ilmiah

Hadis ini menekankan pentingnya besar meluruskan barisan (taswiyat as-sufuf) dalam shalat berjamaah, yang termasuk di antara sunnah-sunnah yang ditekankan (sunan mu'akkadah) dalam shalat. Pernyataan Nabi "Aku melihatmu dari belakang punggungku" menunjukkan visi spiritual dan iluminasi ilahinya, di mana Allah memberinya persepsi di luar kemampuan manusia biasa.

Praktik para Sahabat dalam menyelaraskan bahu dan kaki menunjukkan kesempurnaan yang mereka cari dalam melaksanakan perintah Nabi. Penyelarasan fisik ini melambangkan persatuan, persaudaraan, dan disiplin yang seharusnya mencirikan komunitas Muslim.

Para ulama menjelaskan bahwa meluruskan barisan menyempurnakan kesempurnaan shalat dan memperkuat hubungan spiritual antara para jamaah. Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa hadis ini membuktikan status unik Nabi di antara ciptaan, di mana Allah memberinya pengetahuan tentang yang gaib terkait urusan umatnya.

Keputusan Hukum (Ahkam)

Mayoritas ulama menganggap meluruskan barisan sebagai Sunnah yang dikukuhkan (Sunnah mu'akkadah), sementara beberapa ulama awal menganggapnya wajib (wajib).

Imam Ahmad dan lainnya menekankan bahwa imam harus memerintahkan jamaah untuk meluruskan barisan sebelum memulai shalat.

Penyelarasan yang tepat termasuk memastikan tidak ada celah antara para jamaah, dengan bahu dan kaki diselaraskan secara merata. Praktik ini berlaku untuk shalat pria dan wanita, meskipun wanita membentuk barisan terpisah.

Signifikansi Spiritual

Pelurusan fisik barisan mencerminkan pelurusan hati menuju Allah dan persatuan di antara Muslim. Ini mewakili ketundukan pada perintah ilahi dan harmoni dalam komunitas.

Al-Nawawi berkomentar bahwa hadis ini mengandung dorongan menuju kesempurnaan dalam ibadah dan perhatian pada detail yang menyenangkan Allah dan menyempurnakan pahala shalat.