Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) membuat sebuah ruangan kecil pada bulan Ramadhan (Sa'id berkata, "Saya pikir Zaid bin Thabit mengatakan bahwa itu terbuat dari tikar") dan dia berdoa di sana selama beberapa malam, dan beberapa sahabatnya shalat di belakangnya. Ketika dia mengetahuinya, dia terus duduk. Di pagi hari, dia pergi kepada mereka dan berkata, "Aku telah melihat dan mengerti apa yang kamu lakukan. Kamu harus berdoa di rumahmu, karena doa terbaik seseorang adalah doa yang dia doakan di rumahnya kecuali doa-doa wajib."
Teks & Konteks Hadis
Rasulullah (ﷺ) membuat sebuah ruangan kecil di bulan Ramadan (Sa`id berkata, "Saya pikir Zaid bin Thabit mengatakan bahwa itu terbuat dari tikar") dan beliau shalat di sana selama beberapa malam, sehingga beberapa sahabatnya shalat di belakangnya. Ketika beliau mengetahuinya, beliau terus duduk. Di pagi hari, beliau keluar kepada mereka dan berkata, "Saya telah melihat dan memahami apa yang kalian lakukan. Kalian sebaiknya shalat di rumah kalian, karena shalat terbaik seseorang adalah yang dia lakukan di rumahnya kecuali shalat wajib."
Referensi: Sahih al-Bukhari 731 | Kitab: Panggilan Shalat (Adhaan)
Komentar Ilmiah
Hadis ini menunjukkan kebijaksanaan Nabi dalam mendidik sahabatnya secara bertahap. Awalnya shalat dalam kesendirian, ketika orang lain bergabung dengannya, beliau tidak segera membetulkan mereka tetapi menunggu hingga pagi untuk memberikan bimbingan yang lembut.
Pagar tikar menandakan kesederhanaan dan kerendahan hati ibadah Nabi, yang bertolak belakang dengan struktur rumit yang mungkin mengalihkan perhatian dari esensi pengabdian.
Instruksi untuk shalat sunah di rumah mengandung kebijaksanaan yang mendalam: itu melestarikan fungsi utama masjid untuk shalat berjamaah, melindungi tindakan ibadah pribadi dari pamer (riya'), memperkuat spiritualitas rumah tangga, dan menjadikan rumah sebagai tempat peringatan ilahi.
Keputusan Hukum
Lima shalat wajib harian tetap lebih unggul ketika dilakukan secara berjamaah di masjid, sebagaimana ditetapkan dalam riwayat otentik lainnya.
Shalat sunah (nafil) umumnya lebih baik dilakukan di rumah, kecuali shalat yang secara khusus terkait dengan kehadiran di masjid seperti tahiyyat al-masjid.
Ajaran ini berlaku khususnya untuk shalat malam (tahajjud) dan ibadah tambahan lainnya di luar shalat yang ditetapkan.
Manfaat Spiritual
Shalat di rumah mengundang berkah ilahi ke dalam rumah tangga dan menjadikannya sebagai pusat ibadah.
Ibadah pribadi menumbuhkan keikhlasan (ikhlas) dengan menghilangkan potensi untuk memamerkan pengabdian seseorang kepada orang lain.
Anggota keluarga, terutama anak-anak, mempelajari praktik Islam dengan mengamati shalat di rumah, memastikan kelangsungan agama.