Ayah saya berkata, "Nabi (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca Al-Fatihah bersama dengan Surah lain dalam dua rakat pertama shalat Zuhur dan shalat Ashar dan kadang-kadang satu ayat atau lebih terdengar oleh kami."
Teks Hadis
Ayah saya berkata, "Nabi (ﷺ) biasa membaca Al-Fatiha bersama dengan Sura lain dalam dua rakaat pertama sholat Zuhur dan Asar dan kadang-kadang satu ayat atau lebih terdengar oleh kami."
Referensi: Sahih al-Bukhari 762
Komentar tentang Praktik Bacaan
Riwayat ini menetapkan bahwa Nabi (ﷺ) akan membaca Surah al-Fatiha dan surah tambahan dalam dua rakaat pertama sholat Zuhur dan Asar. Ini menunjukkan sunnah membaca lebih dari hanya Fatiha yang wajib dalam sholat ini, meskipun bacaan umumnya diam (sirriyah) dalam sholat siang ini.
Analisis Ilmiah tentang Keterdengaran
Frasa "kadang-kadang satu ayat atau lebih terdengar oleh kami" menunjukkan bahwa meskipun Zuhur dan Asar adalah sholat diam di mana bacaan tidak dimaksudkan untuk didengar oleh orang lain, Nabi kadang-kadang mengizinkan beberapa ayat menjadi sedikit terdengar. Para ulama menjelaskan ini untuk mengajarkan para sahabatnya bacaan yang benar atau untuk menunjukkan bahwa sholat diam tidak memerlukan ketidakterdengaran sepenuhnya.
Keputusan Hukum yang Diperoleh
Imam al-Nawawi menyatakan hadis ini membuktikan bahwa membaca surah setelah al-Fatiha dalam dua rakaat pertama Zuhur dan Asar adalah sunnah yang dikonfirmasi. Mazhab Hanafi menganggapnya wajib (wajib), sementara yang lain menganggapnya sebagai mustahabb (dianjurkan). Keterdengaran sesekali menunjukkan fleksibilitas dalam aturan diam selama sholat ini.
Aplikasi Praktis
Ajaran ini menginformasikan umat Islam untuk membaca al-Fatiha dan surah tambahan dalam dua rakaat pertama Zuhur dan Asar, sambil mempertahankan bacaan yang umumnya diam. Praktik ini menyeimbangkan antara mengikuti contoh kenabian dan mempertahankan karakteristik khas sholat diam versus yang terdengar.