Nabi (ﷺ) memasuki Mekah dan (pada waktu itu) ada tiga ratus enam puluh berhala di sekitar Ka'bah. Dia mulai menusuk berhala-berhala dengan tongkat yang dia miliki di tangannya dan membaca: “Kebenaran (Islam) telah datang dan kepalsuan (kekafiran) telah lenyap.”
Konteks Sejarah Penaklukan
Narasi ini dari Sahih al-Bukhari 2478 menggambarkan masuknya Nabi dengan kemenangan ke Mekah selama Penaklukan pada 8 H. 360 berhala yang mengelilingi Ka'ba mewakili praktik politeistik yang telah merusak monoteisme asli Abraham. Setiap berhala sesuai dengan hari dalam tahun lunar, menunjukkan betapa dalamnya syirik telah meresap ke dalam masyarakat Arab.
Signifikansi Tindakan
Penghancuran fisik berhala oleh Nabi menunjukkan bahwa tauhid memerlukan pemberantasan total syirik dalam keyakinan dan praktik. Penggunaan tongkat sederhana daripada pedang menekankan bahwa kebenaran menang melalui dukungan ilahi, bukan hanya kekuatan fisik.
Bacaan "Kebenaran telah datang dan Kepalsuan telah lenyap" mengutip langsung dari Quran 17:81, menghubungkan tindakan dengan wahyu ilahi dan mengonfirmasi bahwa Islam mewakili kebenaran tertinggi sementara kepalsuan pada dasarnya sementara dan ditakdirkan untuk menghilang.
Komentar Ulama tentang Ayat
Ulama klasik seperti Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa peristiwa ini memenuhi doa Ibrahim (AS) dalam Quran 2:129 untuk seorang utusan yang akan "membacakan wahyu-Mu, mengajarkan Kitab dan hikmah, dan menyucikan mereka." Penyucian yang disebutkan secara khusus merujuk pada pembersihan Ka'ba dari syirik.
Imam al-Qurtubi mencatat bahwa metode penghancuran - menusuk daripada pembongkaran total - berfungsi sebagai demonstrasi visual yang kuat bagi Quraisy tentang penggulingan total keyakinan mereka sebelumnya, membuat kemenangan lebih berdampak secara psikologis.
Implikasi Hukum dan Spiritual
Hadis ini menetapkan kewajiban untuk menghapus semua manifestasi syirik dari tempat ibadah. Ulama menyimpulkan dari ini bahwa setiap inovasi (bid'ah) dalam agama yang mengarah pada syirik harus ditentang dan dihilangkan.
Waktunya signifikan - pembersihan ini terjadi setelah penaklukan damai, menunjukkan bahwa tujuan utama adalah menegakkan tauhid, bukan dominasi militer. Nabi bisa saja menghancurkan berhala sebelumnya, tetapi menunggu sampai Allah memberinya otoritas atas Mekah.