حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيلِ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ حَجَمَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَبُو طَيْبَةَ، فَأَمَرَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِصَاعٍ مِنْ تَمْرٍ، وَأَمَرَ أَهْلَهُ أَنْ يُخَفِّفُوا عَنْهُ مِنْ خَرَاجِهِ.
Salin
Diriwayatkan Hisham bin `Urwa dari ayahnya
yang mendengar Aisyah berkata: “Sesungguhnya barangsiapa di antara para pengawal yang kaya, maka ia tidak boleh mengambil upah (dari harta anak yatim), tetapi jika ia miskin, hendaklah ia memiliki apa yang adil dan masuk akal (sesuai dengan pekerjaannya).” (4.6) diturunkan tentang penjaga anak yatim yang merawat mereka dan mengelola keuangan mereka dengan baik. Jika wali itu miskin, dia mendapat apa yang adil darinya. dan masuk akal, (sesuai dengan pekerjaannya).