حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Huraira

Rasulullah SAW (ﷺ) berkata, “Wanita itu seperti tulang rusuk; jika kamu mencoba meluruskannya, dia akan patah. Jadi jika kamu ingin mendapatkan keuntungan darinya, lakukanlah selagi dia masih bengkok.”

Comment

Teks dan Konteks Hadis

Diriwayatkan Abu Huraira: Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Wanita itu seperti tulang rusuk; jika kamu mencoba meluruskannya, dia akan patah. Jadi, jika kamu ingin mendapatkan manfaat darinya, lakukanlah selagi dia masih memiliki sedikit kelengkungan." (Sahih al-Bukhari 5184)

Hadis ini muncul dalam Kitab Perkawinan dan Pernikahan (Nikaah) dan memberikan panduan mendalam tentang hubungan pernikahan.

Penjelasan Metaforis

Nabi (ﷺ) menggunakan metafora tulang rusuk untuk menggambarkan watak alami wanita. Seperti halnya tulang rusuk memiliki kelengkungan bawaan dan tidak dapat diluruskan secara paksa tanpa patah, seorang wanita memiliki karakteristik alami yang tidak dapat sepenuhnya diubah tanpa menyebabkan kerusakan.

Analogi ini menekankan bahwa sifat wanita, dengan kualitas dan kecenderungan uniknya, adalah bagian dari ciptaan Allah yang sempurna dan harus dihormati daripada ditentang.

Interpretasi Ulama

Ulama klasik menjelaskan bahwa hadis ini mengajarkan suami untuk melaksanakan kebijaksanaan, kesabaran, dan perlakuan lembut terhadap istri mereka. "Kelengkungan" mengacu pada ketidaksempurnaan manusia alami dan karakteristik individu yang merupakan bagian dari sifat yang diberikan Tuhan.

Ibn Hajar al-Asqalani berkomentar bahwa mencoba "meluruskan" berarti berusaha mengubah sepenuhnya sifat bawaan wanita, yang mengarah pada perselisihan dan keretakan pernikahan.

Penerapan Praktis dalam Pernikahan

Hadis ini membimbing suami untuk menerima istri mereka apa adanya, fokus pada kualitas positif mereka daripada menuntut kesempurnaan. Ini mendorong akomodasi dan pengertian daripada konfrontasi.

Mendapatkan manfaat dari hubungan "selagi dia masih memiliki sedikit kelengkungan" berarti menghargai dan memanfaatkan kekuatannya sambil menerima kekurangan kecil, karena pendekatan ini melestarikan cinta dan harmoni.

Kebijaksanaan yang Lebih Luas

Ajaran ini melampaui hubungan gender ke interaksi manusia secara umum - menerima orang lain dengan ketidaksempurnaan mereka dan berurusan dengan orang sesuai dengan sifat mereka.

Kebijaksanaan Kenabian menekankan bahwa hubungan yang sukses dibangun atas dasar akomodasi timbal balik dan pengakuan bahwa kesempurnaan hanya milik Allah.