Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Puasa adalah perisai (atau layar atau tempat berlindung). Jadi, orang yang berpuasa hendaknya menghindari hubungan seksual dengan istrinya dan tidak boleh berperilaku bodoh dan kurang ajar, dan jika seseorang bertengkar dengannya atau melecehkannya, dia harus mengatakan kepadanya dua kali, 'Saya berpuasa.' Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) menambahkan, "Demi Dia di dalam Tangan-Nya jiwaku, bau yang keluar dari mulut orang yang berpuasa lebih baik di mata Allah daripada bau musk. (Allah berfirman tentang orang yang berpuasa), 'Dia telah meninggalkan makanan, minuman dan keinginannya demi Aku. Puasa adalah untuk-Ku. Maka Aku akan memberi pahala (orang yang berpuasa) untuk itu dan pahala dari perbuatan baik berlipat ganda sepuluh kali lipat."
Sifat Pelindung dari Puasa
Nabi ﷺ menggambarkan puasa sebagai "perisai" (junnah), yang menunjukkan perlindungan spiritualnya terhadap dosa dan hukuman ilahi. Seperti halnya perisai fisik melindungi seorang pejuang dalam pertempuran, puasa melindungi orang beriman dari ketidaktaatan dan kecenderungan jahat.
Larangan Esensial Selama Puasa
Hadits menetapkan tiga larangan utama: hubungan seksual selama jam puasa, perilaku bodoh (rafath), dan perilaku lancang (jahl). Rafath mengacu pada ucapan atau tindakan cabul, sementara jahl mencakup kemarahan, pertengkaran, dan kekasaran.
Ketika dihadapkan pada provokasi, orang yang berpuasa harus merespons dengan "Saya sedang berpuasa" - pengingat untuk diri sendiri dan orang lain tentang keadaan spiritualnya. Ucapan ini memperkuat kesabaran dan mencegah eskalasi.
Keutamaan Spiritual Nafas Puasa
Utusan Allah ﷺ bersumpah demi Tuhan jiwanya bahwa bau dari mulut orang yang berpuasa lebih dicintai Allah daripada wangi kesturi. Ini menekankan bahwa apa yang mungkin dianggap tidak menyenangkan oleh manusia, Allah anggap berharga karena ketulusan di baliknya.
Kepemilikan Ilahi atas Puasa
Allah menyatakan "Puasa adalah untuk-Ku" yang menunjukkan status khususnya di antara ibadah. Sementara tindakan lain mungkin melibatkan pamer, sifat puasa yang tersembunyi membuatnya murni untuk kesenangan Allah. Pengabaian keinginan yang halal (makanan, minuman, hubungan suami istri) menunjukkan penyerahan total.
Pahala Ilahi Eksklusif
Allah sendiri berjanji untuk memberi pahala orang yang berpuasa, tidak seperti perbuatan lain di mana malaikat mencatat pahala. Perkalian pahala "sepuluh kali" mengacu pada perkalian minimum, dengan potensi peningkatan tak terbatas dari rahmat Allah yang tak terbatas.