حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، أَخْبَرَنَا ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ ـ رضى الله عنهما ـ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ جِبْرِيلُ ـ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ـ يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ، يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم الْقُرْآنَ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ ـ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ـ كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Ibnu 'Abbas

Nabi (صلى الله عليه وسلم) adalah yang paling murah hati di antara orang-orang, dan dia dulu lebih murah hati di bulan Ramadhan ketika Jibril mengunjunginya, dan Jibril biasa bertemu dengannya setiap malam Ramadhan hingga akhir bulan. Nabi (صلى الله عليه وسلم) biasa membaca Al-Qur'an kepada Jibril, dan ketika Jibril bertemu dengannya, dia lebih murah hati daripada angin kencang (yang menyebabkan hujan dan kesejahteraan).

Comment

Komentar Hadis: Kedermawanan Nabi di Bulan Ramadan

Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari (1902) menerangi karakter luhur Nabi Muhammad (ﷺ) dan suasana spiritual khusus Ramadan. Teks ini menggambarkan kedermawanannya yang tak tertandingi, yang mencapai puncaknya selama bulan yang diberkati ini melalui pertemuan spiritual malamnya dengan Malaikat Jibril (Jibrīl).

Sifat Kedermawanan Kenabian

Kedermawanan Nabi (jūd) mencakup semua bentuk pemberian: kekayaan, pengetahuan, waktu, kasih sayang, dan bimbingan spiritual. Karakternya mewujudkan deskripsi Al-Qur'an tentang orang-orang beriman yang "mengutamakan orang lain atas diri mereka sendiri, meskipun mereka dalam kekurangan" (59:9). Ini bukan amal sesekali tetapi keadaan yang konstan.

Perbandingan dengan "angin yang kencang" (ar-riḥ al-mursala) menandakan kedermawanan yang terus-menerus, menjangkau luas, dan membawa manfaat menyeluruh seperti hujan yang menyuburkan. Sebagaimana angin menyebarkan benih dan hujan membawa kehidupan, kedermawanan Nabi menumbuhkan iman, pengetahuan, dan kasih sayang di seluruh komunitas.

Signifikansi Spiritual Kunjungan Jibril

Kunjungan malam Jibril selama Ramadan mewakili turunnya rahmat ilahi dan wahyu. Pembacaan bersama (al-ʿarda) antara Nabi dan Malaikat menandakan pembaruan hubungan dengan Al-Qur'an. Komunikasi spiritual ini mengubah keadaan batin Nabi, mengintensifkan kedermawanan alaminya ke tingkat supernatural.

Para ulama mencatat bahwa tinjauan tahunan ini memastikan pelestarian wahyu yang tepat sambil menunjukkan bagaimana kedekatan dengan Al-Qur'an meningkatkan karakter manusia. Malam-malam Ramadan dengan demikian menjadi tempat pelatihan spiritual di mana hubungan ilahi menyempurnakan kebajikan manusia.

Pelajaran Praktis bagi Orang Beriman

Hadis ini mengajarkan bahwa Ramadan harus mengubah kita menjadi versi diri yang lebih dermawan. Peningkatan pembacaan Al-Qur'an seharusnya secara alami mengarah pada peningkatan amal, kebaikan, dan pelayanan kepada orang lain. Contoh Nabi menunjukkan bahwa kemajuan spiritual mewujud dalam kebaikan nyata terhadap ciptaan.

Hubungan antara ibadah malam dan kedermawanan harian menunjukkan pendekatan terpadu Islam terhadap ibadah - di mana praktik spiritual harus diterjemahkan ke dalam perilaku etis. Dengan demikian, puasa menjadi bukan hanya pantangan tetapi pemberian aktif, mengikuti model Kenabian menjadi "lebih dermawan daripada angin yang kencang."