Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda, "Allah berfirman, 'Semua amal anak-anak Adam (umat) adalah untuk mereka, kecuali puasa yang untuk-Ku, dan Aku akan memberikan pahala untuk itu.' Puasa adalah perisai atau perlindungan dari api dan dari perbuatan dosa. Jika salah seorang dari Anda berpuasa, dia harus menghindari hubungan seksual dengan istrinya dan bertengkar, dan jika seseorang bertengkar atau bertengkar dengannya, dia harus berkata, 'Saya berpuasa.' Oleh-Nya di tangan-Nya jiwaku berada' Bau tidak sedap yang keluar dari mulut orang yang berpuasa lebih baik di mata Allah daripada bau kasturi. Ada dua kesenangan bagi orang yang berpuasa, satu pada saat berbuka puasa, dan yang lainnya pada saat dia akan bertemu dengan Tuhannya; maka dia akan senang karena puasanya."
Keunggulan Puasa dalam Islam
Hadis suci ini dari Sahih al-Bukhari 1904 mengungkapkan status unik puasa di antara semua ibadah. Allah secara khusus mengklaim puasa untuk Diri-Nya, membedakannya dari perbuatan lain yang pahalanya untuk hamba-hamba. Pengambilalihan ilahi ini menandakan sifat intim dari ibadah ini, yang tidak seperti shalat atau sedekah, tetap tersembunyi dari pengamatan manusia.
Perlindungan Ganda Puasa
Puasa berfungsi sebagai perisai terhadap Neraka di akhirat dan terhadap dosa-dosa dalam kehidupan duniawi ini. Pantangan fisik dari makanan dan minuman menumbuhkan pengekangan spiritual, memungkinkan orang beriman untuk mengendalikan keinginan mereka dan menghindari pelanggaran.
Nabi secara khusus memerintahkan orang yang berpuasa untuk menahan diri dari hubungan suami istri selama jam puasa dan menghindari pertengkaran. Ketika dihadapkan, pernyataan "Saya sedang berpuasa" berfungsi sebagai pengingat bagi diri sendiri dan pencegah terhadap potensi konflik.
Aroma Spiritual dan Kenikmatan Ilahi
Hadis ini dengan indah mengubah apa yang mungkin dianggap tidak menyenangkan - napas orang yang berpuasa - menjadi sesuatu yang dicintai Allah, bahkan lebih dari aroma kesturi. Ini menggambarkan bagaimana kesulitan fisik dalam ibadah menjadi keindahan spiritual dalam perkiraan ilahi.
Orang yang berpuasa mengalami dua kegembiraan yang berbeda: kenikmatan langsung dari berbuka puasa setelah sehari menahan diri, dan kenikmatan tertinggi dari bertemu Tuhan mereka dan menerima pahala abadi untuk puasa mereka. Kepuasan ganda ini mencakup kebahagiaan temporal dan abadi.