حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ، حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ، قَالَ حَدَّثَنِي سَالِمٌ أَبُو النَّضْرِ، عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم النَّاسَ وَقَالَ ‏"‏ إِنَّ اللَّهَ خَيَّرَ عَبْدًا بَيْنَ الدُّنْيَا وَبَيْنَ مَا عِنْدَهُ فَاخْتَارَ ذَلِكَ الْعَبْدُ مَا عِنْدَ اللَّهِ ‏"‏‏.‏ قَالَ فَبَكَى أَبُو بَكْرٍ، فَعَجِبْنَا لِبُكَائِهِ أَنْ يُخْبِرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ عَبْدٍ خُيِّرَ‏.‏ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم هُوَ الْمُخَيَّرُ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ أَعْلَمَنَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ إِنَّ مِنْ أَمَنِّ النَّاسِ عَلَىَّ فِي صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ أَبَا بَكْرٍ، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلاً غَيْرَ رَبِّي لاَتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ، وَلَكِنْ أُخُوَّةُ الإِسْلاَمِ وَمَوَدَّتُهُ، لاَ يَبْقَيَنَّ فِي الْمَسْجِد ِباب إِلاَّ سُدَّ، إِلاَّ باب أَبِي بَكْرٍ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Sa'id Al-Khudri

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berbicara kepada orang-orang dengan mengatakan, "Allah telah memberikan pilihan kepada seorang budak untuk memilih dunia ini atau apa yang ada bersama-Nya. Budak telah memilih apa yang ada di tangan Allah." Abu Bakar menangis, dan kami terkejut dengan tangisannya yang disebabkan oleh apa yang disebutkan oleh Nabi (صلى الله عليه وسلم) tentang seorang Budak (Allah) yang telah ditawari pilihan, (kita ketahui kemudian) bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) sendiri adalah orang yang diberi pilihan, dan bahwa Abu Bakar paling tahu dari kita semua. Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) menambahkan, "Orang yang paling berjasa kepadaku baik dengan kebersamaan dan kekayaannya, adalah Abu Bakar. Jika saya mengambil Khalil selain Tuhan saya, saya akan mengambil Abu Bakar seperti itu, tetapi (yang berhubungan dengan kita) adalah persaudaraan dan persahabatan Islam. Semua gerbang Masjid harus ditutup kecuali gerbang Abu Bakar."

Comment

Analisis Kontekstual

Narasi mendalam dari Sahih al-Bukhari 3654 ini mengungkapkan kedatangan Nabi yang mendekati kepergian dari kehidupan duniawi ini dan status uniknya di hadapan Allah. "Pilihan" ini mengacu pada tetap berada di dunia ini atau kembali kepada Tuhannya—sebuah hak istimewa yang diberikan hanya kepada hamba-hamba Allah yang paling dicintai.

Signifikansi Spiritual dari Pilihan

Pilihan Nabi terhadap apa yang ada bersama Allah menunjukkan preferensi tertinggi untuk yang abadi daripada yang sementara. Ini mencerminkan prinsip Quran: "Kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan hiburan; sungguh, rumah Akhirat adalah yang terbaik bagi mereka yang takut kepada Allah" (6:32).

Para ulama mencatat bahwa pilihan seperti itu diberikan secara unik kepada Nabi, menunjukkan stasiun khususnya. Keputusannya menegaskan tujuan akhir orang beriman—keridhaan Allah dan tempat tinggal yang abadi.

Pemahaman Mendalam Abu Bakr

Sementara sahabat lain terkejut, Abu Bakr segera memahami bahwa Nabi sedang berbicara tentang dirinya sendiri. Ini menunjukkan wawasan spiritualnya yang tak tertandingi dan hubungan mendalam dengan Utusan Allah.

Tangisannya berasal dari pengakuan akan perpisahan yang akan segera terjadi dari Nabi yang dicintainya, menunjukkan kedalaman cinta dan keterikatannya kepada Utusan Allah.

Keunggulan Abu Bakr

Pernyataan Nabi bahwa Abu Bakr memihaknya "paling dari semua baik dengan persahabatan dan kekayaannya" menetapkan keunggulan Abu Bakr di antara para sahabat. Dukungannya dimulai pada fajar Islam dan berlanjut melalui setiap cobaan.

Penyebutan mengambil Abu Bakr sebagai "Khalil" (teman khusus) kecuali untuk larangan mengambil Khalil mana pun selain Allah menyoroti status tertingginya sambil mempertahankan batasan teologis yang tepat.

Kehormatan Simbolis dari Gerbang

Instruksi untuk menutup semua gerbang masjid kecuali gerbang Abu Bakr melambangkan stasiun spiritual uniknya dan mengisyaratkan peran kepemimpinannya setelah wafatnya Nabi. Pernyataan publik ini berfungsi sebagai konfirmasi ilahi tentang suksesi yang sahnya.

Para ulama menafsirkan ini sebagai kehormatan baik secara harfiah maupun metaforis—memberikan akses fisik sambil menandakan kedekatan spiritual dengan misi Nabi.