حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ـ رضى الله عنهما ـ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلاً لاَتَّخَذْتُ، أَبَا بَكْرٍ وَلَكِنْ أَخِي وَصَاحِبِي ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan 'Aisha

Kami pergi bersama Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dalam salah satu perjalanannya sampai kami mencapai Al-Baida atau Dhatul-Jaish di mana kalung saya patah (dan hilang). Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berhenti untuk mencarinya dan orang-orang juga berhenti bersamanya. Tidak ada air di tempat itu dan mereka tidak memiliki air. Maka mereka pergi kepada Abu Bakar dan berkata, "Tidakkah kamu melihat apa yang telah dilakukan 'Aisyah? Dia telah menjadikan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dan orang-orang berhenti di tempat yang tidak ada air dan mereka tidak memiliki air. Abu Bakar datang ketika Rasul Allah sedang tidur dengan kepala di paha saya dan berkata, "Kamu menahan Allah Rasul dan orang-orang di mana tidak ada air dan mereka tidak memiliki air." Dia kemudian menegur saya dan mengatakan apa yang Allah inginkan dan mencubit saya di sisi saya dengan tangannya, tetapi saya tidak bergerak karena kepala Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) ada di paha saya. Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) terus tidur sampai bangun di pagi hari dan tidak menemukan air. Kemudian Allah menyatakan Ayat Ilahi Tayammum, dan orang-orang melakukan Tayammum. Usaid bin AlHudair berkata. "Wahai keluarga Abu Bakar! Ini bukan berkat pertama Anda." Kami mendesak unta tempat saya duduk untuk bangkit dari tempatnya dan kalung itu ditemukan di bawahnya.

Comment

Sahabat Nabi

Sahih al-Bukhari 3672

Konteks Naratif

Narasi yang diberkati ini dari Ibu Orang-Orang Beriman, 'Aisyah (semoga Allah meridainya), menceritakan sebuah perjalanan dengan Nabi Muhammad (semoga damai besertanya) di mana kalungnya hilang, menyebabkan seluruh kafilah berhenti di tempat tanpa air yang disebut Al-Baida atau Dhatul-Jaish.

Kebijaksanaan Ilahi dalam Kesulitan yang Tampak

Para ulama menjelaskan bahwa apa yang tampak sebagai ketidaknyamanan—hilangnya kalung—sebenarnya adalah takdir ilahi untuk menampakkan rahmat Allah. Kepedulian Nabi terhadap kesusahan 'Aisyah menunjukkan sifatnya yang penuh kasih, sementara kekurangan air berikutnya menjadi kesempatan untuk mengungkapkan keringanan tayammum (wudu kering).

Signifikansi Hukum Tayammum

Insiden ini menetapkan prinsip hukum Islam bahwa ketika air tidak tersedia atau penggunaannya akan menyebabkan bahaya, tanah murni dapat menggantikan penyucian ritual. Wahyu datang langsung sebagai tanggapan terhadap situasi ini, menunjukkan bagaimana hukum Islam mengakomodasi kesulitan praktis sambil mempertahankan kemurnian spiritual.

Perilaku Sahabat

Reaksi awal Abu Bakr menunjukkan kepedulian sahabat terhadap kenyamanan Nabi dan kesejahteraan rakyat. Ucapan penutup Usaid bin Al-Hudair mengakui status khusus rumah tangga Abu Bakr, mengakui bagaimana Allah sering membawa berkah melalui mereka—sebuah tema yang diulang dalam sejarah Islam.

Pelajaran Spiritual

Komentator klasik menyoroti beberapa pelajaran: rahmat Allah sering datang melalui kesulitan yang tampak; kebaikan Nabi kepada keluarganya; pentingnya kesabaran dalam kesulitan; dan bagaimana legislasi ilahi merespons kebutuhan manusia. Pemulihan kalung di bawah unta menunjukkan perencanaan sempurna Allah.