Aku mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berkata, "Siapa pun di antara kamu yang datang untuk shalat Jumua, harus mandi."
Shalat Jumat - Sahih al-Bukhari 894
Saya mendengar Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Siapa pun di antara kalian yang datang untuk shalat Jumat hendaknya mandi."
Komentar tentang Kewajiban Ghusl
Hadis mulia ini menetapkan kewajiban melakukan ghusl (mandi ritual) untuk shalat Jumat. Perintah "hendaknya mandi" menunjukkan rekomendasi kuat yang mendekati kewajiban menurut mayoritas ulama.
Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa pemurnian ini memiliki beberapa tujuan: kebersihan fisik untuk jamaah, persiapan spiritual untuk berdiri di hadapan Allah, dan menghormati kesucian Jumat, yang telah Allah bedakan di antara hari-hari.
Waktu dan Kondisi
Mandi disarankan setelah matahari terbit pada hari Jumat dan sebelum menghadiri shalat. Jika seseorang melakukan ghusl lebih awal, itu tetap sah meskipun waktu yang disukai lebih dekat dengan shalat.
Ulama berbeda pendapat mengenai kewajiban ketat: mazhab Syafi'i dan Hanbali menganggapnya sangat disarankan (sunnah mu'akkadah), sementara beberapa Hanafi dan Maliki memandangnya wajib bagi mereka yang menghadiri jamaah.
Signifikansi Spiritual
Pemurnian ini melambangkan transisi Muslim dari urusan duniawi ke pengabdian spiritual. Sebagaimana tubuh dibersihkan, hati harus beralih kepada Allah dengan kehadiran dan penghormatan.
Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa perintah ini menekankan pentingnya kemurnian fisik dan spiritual ketika berkumpul untuk ibadah bersama, terutama pada hari Jumat yang memiliki keutamaan khusus dalam Islam.