Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: "Kami adalah yang terakhir (datang di antara bangsa-bangsa) tetapi (akan) yang terdepan pada hari kiamat. Mereka diberikan Kitab Suci sebelum kami dan kami diberi Al-Qur'an setelah mereka. Dan inilah hari (Jumat) di mana mereka berselisih pendapat dan Allah memberi kami petunjuk (untuk itu). Jadi besok (yaitu hari Sabtu) adalah (hari) orang Yahudi, dan lusa (yaitu hari Minggu) adalah hari orang Kristen." Nabi (saw) tetap diam (untuk sementara waktu) dan kemudian bersabda, "Adalah wajib bagi setiap Muslim bahwa dia harus mandi sekali dalam tujuh hari, ketika dia harus membasuh kepala dan tubuhnya."
Komentar tentang Keunggulan Jumat
Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari (896, 897) menetapkan keunggulan Umat Muslim meskipun kemunculannya terlambat. Meskipun kita adalah umat terakhir secara kronologis, Allah telah memuliakan kita untuk menjadi yang terdepan dalam pangkat spiritual pada Hari Pengadilan melalui ketaatan kita pada monoteisme murni.
Umat-umat sebelumnya menerima kitab suci mereka sebelum kita, namun mereka berselisih tentang hari ibadah yang ditetapkan. Orang Yahudi memilih Sabtu, orang Kristen Minggu, sementara Allah membimbing Muslim ke Jumat - menjadikannya hari raya kita setiap minggu.
Penyucian Mingguan yang Wajib
Jeda Nabi sebelum menyebutkan mandi menunjukkan keputusan terpisah. Para ulama berbeda pendapat apakah ini merujuk khusus pada mandi Jumat (ghusl) atau penyucian mingguan umum. Pendapat yang lebih kuat adalah bahwa ini menekankan pentingnya kesucian ritual untuk salat Jumat.
Mandi ini melibatkan mencuci seluruh tubuh, dengan perhatian khusus pada kepala, memastikan kebersihan fisik dan persiapan spiritual untuk salat berjamaah. Ini mencontohkan keseimbangan Islam antara kesucian lahiriah dan pengabdian batin.
Keputusan Hukum yang Diperoleh
Mayoritas ulama menganggap mandi Jumat sangat dianjurkan (sunnah mu'akkadah), bukan wajib. Namun, beberapa ulama awal seperti Ibnu 'Umar menganggapnya wajib berdasarkan kata-kata hadis ini.
Hikmah di balik keputusan ini termasuk: menghormati salat berjamaah, menghilangkan bau tidak sedap yang dapat mengganggu jamaah, dan mengikuti contoh Nabi dalam hal spiritual dan duniawi.