(istri Nabi) Orang-orang dulu datang dari tempat tinggal mereka dan dari Al-'Awali (yaitu pinggiran Madinah hingga jarak empat mil atau lebih dari Madinah). Mereka biasa melewati debu dan biasa basah kuyup dengan keringat dan tertutup debu; jadi keringat dulu menetes dari mereka. Salah satu dari mereka datang kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) yang berada di rumahku. Nabi (صلى الله عليه وسلم) berkata kepadanya, "Aku berharap engkau menjaga kebersihan dirimu pada hari inimu (yaitu mandi)."
Keunggulan Penyucian untuk Sholat Jumat
Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari 902, yang disampaikan oleh Umm al-Mu'minin 'A'ishah (semoga Allah meridhoinya), menetapkan pentingnya penyucian fisik untuk sholat Jumat berjamaah. Para sahabat akan menempuh jarak yang cukup jauh dari Al-'Awali dan pinggiran Madinah lainnya, menanggung kesulitan fisik dengan debu dan keringat.
Komentar Ilmiah tentang Bimbingan Kenabian
Pernyataan Nabi "Saya berharap Anda menjaga diri Anda bersih pada hari ini" menunjukkan sifat yang disarankan (mustahabb) dari melakukan ghusl (mandi ritual) untuk sholat Jumat. Ulama klasik seperti Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa ini menunjukkan pentingnya mempresentasikan diri dalam keadaan bersih ketika menghadiri jamaah Jumat.
Ibn Hajar al-'Asqalani dalam Fath al-Bari berkomentar bahwa instruksi lembut Nabi menunjukkan kepeduliannya terhadap aspek spiritual dan fisik ibadah. Dedikasi para sahabat dalam menempuh jarak jauh meskipun kesulitan menyoroti kebajikan besar yang mereka lampirkan pada sholat Jumat.
Keputusan Hukum yang Diambil dari Hadis Ini
Mayoritas ulama menganggap mandi Jumat (ghusl al-Jumu'ah) sangat disarankan (sunnah mu'akkadah) daripada wajib. Posisi ini didasarkan pada ekspresi harapan Nabi daripada perintah.
Ulama Maliki dan Hanbali khususnya menekankan praktik ini, mencatat bahwa itu menyucikan penyembah dan menunjukkan rasa hormat terhadap kesucian pertemuan Jumat. Waktu optimal untuk mandi ini adalah setelah matahari terbit pada pagi Jumat sebelum menghadiri sholat.