Asma' binti Abi Bakr As-Siddiq berkata, "Aku pergi ke 'Aisyah dan orang-orang mempersembahkan Salat. Saya bertanya kepadanya, 'Apa yang salah dengan orang-orangnya?' Dia menunjuk ke langit dengan kepalanya. Saya bertanya kepadanya, 'Apakah ada tanda?' 'Aishah mengangguk dengan kepalanya berarti 'Ya'." Asma' menambahkan, "Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) memperpanjang Salat sedemikian rupa sehingga saya pingsan. Ada kulit air di sisiku dan aku membukanya dan menuangkan air ke kepalaku. Ketika Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) selesai Salat, dan gerhana matahari telah dibersihkan, Nabi (صلى الله عليه وسلم) berbicara kepada orang-orang dan memuji Allah sebagaimana Dia pantas dan berkata, 'Amma ba'du'." Asma' lebih lanjut berkata, "Beberapa wanita Ansari mulai berbicara, jadi saya menoleh ke mereka untuk membuat mereka diam. Saya bertanya kepada 'Aisyah apa yang dikatakan Nabi (صلى الله عليه وسلم). 'Aisyah berkata: 'Dia berkata, 'Aku telah melihat hal-hal di tempatku ini yang tidak pernah ditunjukkan kepadaku sebelumnya; (Aku telah melihat) bahkan Firdaus dan Neraka. Dan, tidak diragukan lagi telah diwahyukan kepadaku bahwa kamu (orang-orang) akan diadili di kuburanmu seperti atau hampir seperti pengadilan Masih Ad-Dajjal. (Para malaikat) akan datang kepada kamu semua dan bertanya kepadanya, 'Apa yang kamu ketahui tentang orang ini (Nabi Muhammad (صلى الله عليه وسلم)??" Orang yang beriman atau mukmin yang teguh (Hisyam ragu kata yang digunakan Nabi (صلى الله عليه وسلم), akan berkata, 'Dia adalah Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dan dia adalah Muhammad (صلى الله عليه وسلم) yang datang kepada kami dengan bukti dan petunjuk yang jelas. Jadi kami mempercayainya, menerima ajarannya dan mengikuti serta mempercayai ajarannya." Kemudian para malaikat akan menyuruhnya tidur (dalam damai) karena mereka telah mengetahui bahwa dia adalah orang percaya. Tetapi orang munafik atau orang yang ragu (Hisyam tidak yakin tentang kata mana yang digunakan Nabi (صلى الله عليه وسلم), akan ditanya apa yang dia ketahui tentang orang ini (Nabi Muhammad (صلى الله عليه وسلم)). Dia akan berkata, 'Saya tidak tahu tetapi saya mendengar orang-orang mengatakan sesuatu (tentang dia) jadi saya mengatakan hal yang sama'" Hisham menambahkan, "Fatima mengatakan kepada saya bahwa dia mengingat riwayat itu sepenuhnya dengan hati kecuali bahwa dia mengatakan tentang orang munafik atau orang yang ragu bahwa dia akan dihukum berat."
Doa Gerhana: Konteks dan Signifikansi
Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari 922 menggambarkan doa gerhana matahari (Salat al-Kusuf) yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Gerhana dalam Islam bukan hanya fenomena astronomi tetapi berfungsi sebagai tanda ilahi yang mengingatkan umat beriman akan kekuasaan Allah dan Hari Kiamat.
Doa Nabi yang berkepanjangan menunjukkan respons yang tepat terhadap tanda-tanda langit: berpaling kepada Allah dalam ibadah daripada ketakutan takhayul. Berdiri, rukuk, dan sujud yang lama dalam doa khusus ini mencerminkan ketundukan sepenuhnya kepada Sang Pencipta.
Penglihatan Surga dan Neraka
Selama doa ini, Nabi ﷺ diberikan penglihatan langsung tentang Surga dan Neraka - suatu hak istimewa langka yang menegaskan kenabiannya. Penglihatan semacam itu berfungsi sebagai pengingat kuat akan realitas akhir di luar dunia sementara ini.
Deskripsi ini menekankan bahwa ini bukan metafora tetapi penglihatan nyata yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya, memperkuat kebenaran kehidupan setelah mati dan pentingnya mempersiapkannya melalui perbuatan baik.
Ujian Kubur
Hadis ini mengungkapkan pengetahuan penting tentang ujian di kubur (fitnat al-qabr), yang digambarkan Nabi ﷺ serupa dengan ujian Dajjal. Keadaan perantara antara kematian dan kebangkitan ini menguji iman setiap jiwa.
Malaikat menanyai orang yang meninggal tentang kepercayaan mereka pada Nabi Muhammad ﷺ. Keyakinan kuat orang beriman mengarah pada kedamaian dan kenyamanan, sementara ketidakpastian orang munafik mengakibatkan hukuman - menyoroti pentingnya kritis keyakinan Islam yang benar.
Perbedaan Antara Orang Beriman dan Munafik
Respons orang beriman menunjukkan pemahaman mendalam dan keyakinan pribadi: "Dia adalah Rasul Allah ﷺ dan dia adalah Muhammad yang datang kepada kami dengan bukti-bukti dan petunjuk yang jelas." Ini mencerminkan iman yang terinternalisasi berdasarkan pengetahuan dan penerimaan.
Jawaban orang munafik - hanya mengulangi apa yang dikatakan orang lain tanpa keyakinan pribadi - mengungkapkan kekosongan iman tiruan. Keyakinan sejati memerlukan penerimaan dan pemahaman pribadi, bukan hanya kepatuhan budaya.
Pelajaran Praktis
Riwayat ini mengajarkan Muslim untuk merespons fenomena alam dengan meningkatkan ibadah dan mengingat Allah. Doa gerhana tetap menjadi praktik Sunnah yang dikonfirmasi hingga hari ini.
Ini menekankan perlunya mengembangkan keyakinan pribadi dalam keyakinan Islam daripada mengandalkan iman warisan. Ujian kubur akan menguji pemahaman dan penerimaan pribadi setiap individu terhadap pesan Nabi.