'Abdur-Rahman bin Abi Bakr datang memegang Siwak yang dengannya dia membersihkan giginya. Rasul Allah memandangnya. Saya meminta 'Abdur-Rahman untuk memberikan Siwak kepada saya dan setelah dia memberikannya kepada saya, saya membaginya, mengunyahnya dan memberikannya kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم). Kemudian dia membersihkan giginya dengan itu dan (saat itu) dia bersandar di dada saya.
Komentar Hadis: Keutamaan Siwak
Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari (890) menunjukkan pentingnya mendalam kebersihan mulut dalam Islam. Siwak (tongkat pembersih gigi) memiliki keutamaan signifikan, sebagai praktik yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.
Tindakan `Abdur-Rahman membersihkan giginya menunjukkan keteguhan para sahabat dalam mengikuti sunnah ini. Pandangan Nabi (ﷺ) kepadanya menyampaikan persetujuan dan keinginan, menunjukkan bahwa bahkan sahabat besar belajar dengan mengamati gerakan halus Nabi.
Wawasan Ilmiah
Tanggapan cepat `Aisyah (RA) dalam meminta siwak, membaginya, melunakkannya dengan mengunyah, dan menyerahkannya kepada Nabi (ﷺ) menggambarkan semangat para sahabat untuk melayaninya dan memfasilitasi praktik sunnahnya.
Nabi bersandar di dada `Aisyah saat melakukan ritual pemurnian ini menunjukkan keintiman dan kenyamanan hubungan mereka, dan menunjukkan bahwa ibadah dapat dilakukan dalam keadaan santai.
Hadis ini menetapkan siwak sebagai tindakan yang disarankan sepanjang hari, tidak hanya untuk shalat, dan menyoroti pentingnya kebersihan gigi sebagai bagian dari pemurnian tubuh keseluruhan (taharah) dalam Islam.
Keputusan Hukum yang Diambil
Menggunakan siwak adalah sunnah yang dikukuhkan (sunnah mu'akkadah), terutama sebelum shalat dan saat bangun tidur.
Kebolehan menggunakan siwak orang lain setelah pembersihan yang tepat, seperti yang ditunjukkan oleh `Aisyah mengunyahnya sebelum memberikannya kepada Nabi (ﷺ).
Tindakan ini menunjukkan pentingnya memperhatikan kebutuhan dan keinginan orang-orang saleh, dan keutamaan melayani ulama dan individu yang saleh.