Seorang pria berkata, "Wahai Rasulullah (ﷺ)! Dosa manakah yang terbesar di Pandangan Allah?" Nabi (ﷺ) bersabda, "Untuk mendirikan saingan bagi Allah meskipun Dia sendiri yang menciptakan kamu. " Pria itu berkata, "Apa selanjutnya?" Nabi (ﷺ) bersabda, "Untuk membunuh anakmu agar dia tidak berbagi makananmu denganmu." Pria itu berkata, "Apa selanjutnya?" Nabi bersabda, "Melakukan hubungan seksual secara ilegal dengan istri sesamamu." Maka Allah menyatakan dalam penegasan riwayat ini: 'Dan orang-orang yang tidak berdoa dengan Allah, tuhan lain. Tidak membunuh, kehidupan seperti yang dilarang Allah kecuali karena alasan yang adil atau melakukan hubungan seksual yang haram. Dan barangsiapa melakukan ini akan menerima hukuman.' (25.68)
Uang Darah (Ad-Diyat) - Sahih al-Bukhari 6861
Narasi ini dari Sahih al-Bukhari menyajikan hierarki dosa besar yang mendalam sebagaimana ditetapkan oleh Nabi Muhammad (ﷺ) sendiri, dengan Allah kemudian menurunkan ayat-ayat Al-Quran yang mengonfirmasi ajaran ini.
Komentar tentang Dosa Terbesar: Syirik
Nabi (ﷺ) mengidentifikasi mempersekutukan Allah (syirik) sebagai dosa terberat karena melanggar tujuan dasar penciptaan - untuk menyembah Allah saja. Ini merupakan kekafiran (kufr) dan membatalkan semua amal baik.
Para ulama menjelaskan bahwa syirik mewakili ketidakadilan tertinggi, karena mengaitkan sifat-sifat ilahi kepada makhluk ciptaan dan menyangkal hak eksklusif Allah untuk disembah. Dosa ini tidak terampuni jika seseorang mati dalam keadaan itu tanpa tobat.
Komentar tentang Membunuh Anak Sendiri
Dosa terberat kedua yang disebutkan adalah membunuh anak sendiri karena takut kemiskinan. Komentator klasik menekankan bahwa larangan ini mencakup semua pembunuhan yang tidak sah, terutama menyoroti kesucian khusus keturunan sendiri.
Dosa ini menggabungkan banyak pelanggaran: melanggar hak hidup, mengkhianati kepercayaan orang tua, dan menunjukkan kurangnya kepercayaan pada rezeki Allah. Para ulama mencatat bahwa ini sangat relevan di Arab pra-Islam di mana pembunuhan bayi perempuan dipraktikkan.
Komentar tentang Perzinaan dengan Istri Tetangga
Dosa besar ketiga yang ditentukan adalah perzinaan dengan istri tetangga. Para ulama menjelaskan bahwa ini membawa bobot tambahan karena banyak pelanggaran: hubungan seksual yang tidak sah, pengkhianatan kepercayaan komunitas, dan penghancuran struktur keluarga.
Spesifikasi "istri tetangga" menunjukkan dosa gabungan dari melanggar hak-hak tetangga (huqooq al-jiwaar), yang sangat ditekankan oleh Islam. Dosa ini merusak harmoni sosial dan integritas keluarga.
Konfirmasi Quran dan Wawasan Ilmiah
Wahyu berikutnya dari Surah Al-Furqan (25:68) mengonfirmasi larangan-larangan ini, menunjukkan bagaimana wahyu Quran sering memvalidasi dan menguraikan ajaran Nabi.
Para ulama klasik mencatat bahwa hierarki ini mengajarkan kita tentang bobot relatif dosa: kejahatan teologis (syirik) paling parah, diikuti oleh kejahatan terhadap kehidupan, kemudian kejahatan terhadap keluarga dan tatanan sosial. Pengecualian "kecuali dengan alasan yang adil" dalam ayat mengacu pada eksekusi yang sah atau pembunuhan dalam perang yang sah.