حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan oleh Ibnu `Abbas

Saya mendengar Nabi (ﷺ) berkata, “Jika anak Adam (manusia) memiliki dua lembah uang, dia akan menginginkan yang ketiga, karena tidak ada yang dapat mengisi perut anak Adam kecuali debu, dan Allah mengampuni orang yang bertobat kepada-Nya.”

Comment

Teks Hadis & Konteks

"Saya mendengar Nabi (ﷺ) bersabda, 'Jika anak Adam (manusia) memiliki dua lembah uang, dia akan menginginkan yang ketiga, karena tidak ada yang dapat mengisi perut anak Adam selain debu, dan Allah mengampuni siapa yang bertobat kepada-Nya.'" (Sahih al-Bukhari 6436)

Hadis yang mendalam ini dari Kitab "Untuk Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)" membahas kelemahan bawaan manusia yaitu keserakahan dan memberikan penyembuhan terakhir melalui rahmat ilahi.

Sifat Keserakahan Manusia

Metafora "dua lembah uang" menggambarkan sifat keinginan duniawi yang tak terbatas. Bahkan ketika diberikan kekayaan besar yang memenuhi seluruh lembah, hati manusia tetap tidak puas, terus-menerus mencari lebih banyak. Ini menunjukkan bahwa akumulasi materi tidak dapat memuaskan kekosongan spiritual dalam jiwa manusia.

Nafsu yang tak terpuaskan ini adalah karakteristik mendasar dari sifat manusia sejak zaman Adam (AS), diturunkan melalui generasi. Nabi (ﷺ) mengidentifikasi ini sebagai penyakit spiritual yang memerlukan perawatan ilahi.

Pemenuhan Terakhir

"Tidak ada yang dapat mengisi perut anak Adam selain debu" membawa makna yang mendalam. Pertama, ini mengingatkan kita akan asal usul kita dari tanah liat dan kembalinya kita yang terakhir ke bumi. Kedua, ini menandakan bahwa kepuasan sejati datang bukan dari harta benda materiil tetapi dari mengingat kematian kita dan mempersiapkan diri untuk Akhirat.

"Debu" juga mewakili kuburan, tujuan akhir di mana harta benda duniawi menjadi tidak relevan. Hanya bekal spiritual dari amal baik yang bermanfaat bagi jiwa di tempat tinggal abadi ini.

Pintu Rahmat

Frasa penutup "dan Allah mengampuni siapa yang bertobat kepada-Nya" memberikan solusi untuk kondisi manusia ini. Meskipun kelemahan bawaan kita, Allah dalam rahmat-Nya yang tak terbatas telah membuka pintu tobat (taubat).

Ini menunjukkan keseimbangan dalam ajaran Islam: sambil mendiagnosis cacat manusia, segera memberikan obatnya. Siapa yang mengenali keserakahannya dan berpaling kepada Allah dengan tobat yang tulus akan menemukan hatinya berubah dan kelaparan spiritualnya terpuaskan melalui hubungan ilahi.

Kebijaksanaan Praktis

Para ulama menjelaskan bahwa hadis ini mengajarkan kita untuk mengarahkan keinginan alami kita menuju pencarian yang bermanfaat. Kelaparan untuk akumulasi harus dialihkan ke pengumpulan amal baik, pengetahuan, dan kebajikan spiritual.

Orang beriman yang bijak mengenali sifat ini dalam diri mereka sendiri dan secara aktif bekerja untuk memurnikan hati mereka melalui pengingatan yang konstan akan kematian, sedekah sukarela, dan mencari keridhaan Allah daripada keuntungan duniawi.