حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، قَالَ حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ، رَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi Abu Huraira

Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah akan memberikan naungan bagi tujuh orang di bawah naungan-Nya (pada hari kiamat). ﷺ (Salah satunya adalah) orang yang mengingat Allah dan matanya dibanjiri air mata.

Comment

Keutamaan Air Mata dalam Mengingat Ilahi

Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari (6479) dalam Kitab "Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)" berbicara tentang tujuh kategori yang akan menerima perlindungan khusus Allah pada Hari Kiamat. Di antaranya adalah seseorang yang mengingat Allah dalam kesendirian hingga air mata mengalir dari mata mereka.

Komentar Ulama tentang Menangis dalam Mengingat Allah

Imam Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa air mata ini berasal dari ketakutan akan hukuman Allah, kerinduan akan pahala-Nya, atau cinta yang luar biasa kepada Yang Ilahi. Tangisan seperti itu melembutkan hati dan menandakan pengabdian yang tulus.

Al-Qurtubi mencatat bahwa ini bukan air mata teatrikal tetapi luapan spontan ketika seseorang merenungkan keagungan Allah, kekurangan diri sendiri, atau keindahan Akhirat. Kesendirian yang disebutkan menunjukkan ketulusan, bebas dari pamer.

Signifikansi Spiritual

Hadis ini menekankan bahwa koneksi emosional dengan Allah sangat dihargai. Air mata yang lahir dari mengingat Ilahi memadamkan Api Neraka, seperti yang dinyatakan hadis lain. Mereka mewakili responsivitas hati terhadap realitas spiritual.

Ulama membedakan antara air mata ketakutan (khawf) dan air mata kerinduan (shawq). Keduanya terpuji ketika berasal dari pengingatan dan pemahaman yang tepat tentang keagungan dan rahmat Allah.

Implikasi Praktis

Ajaran ini mendorong umat Islam untuk terlibat dalam dzikir (pengingat) yang tulus yang menyentuh hati. Ini bukan hanya melafalkan kata-kata tetapi merenungkan maknanya hingga hati tersentuh.

Janji naungan ilahi mengacu pada perlindungan dari panas mengerikan Hari Kebangkitan, menunjukkan pahala besar Allah untuk tindakan ibadah yang tampaknya kecil tetapi tulus.