حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ مَسْعُودٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ مَنْصُورٍ، وَالأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ، وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Narasi dari 'Abdullah

Rasulullah SAW bersabda, “Surga lebih dekat kepada siapa pun di antara kamu daripada syirak (tali kulit) sepatunya, dan begitu juga neraka (neraka). ﷺ

Comment

Kedekatan Balasan Ilahi

Hadis yang mendalam ini dari Sahih al-Bukhari (6488) dalam Kitab "Untuk Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)" menggambarkan aksesibilitas langsung dari kedua pahala dan hukuman di Akhirat. Metafora tali sepatu—sebuah objek yang sangat dekat dengan seseorang—menunjukkan bahwa Surga dan Neraka bukanlah abstraksi yang jauh tetapi realitas yang terhubung langsung dengan tindakan kita saat ini.

Interpretasi Ilmiah

Komentator klasik menjelaskan bahwa kedekatan ini merujuk pada kemudahan dengan mana seseorang dapat mencapai salah satu tempat tinggal melalui perbuatan mereka. Sama seperti tali sepatu seseorang mudah diakses, begitu pula konsekuensi dari pilihan seseorang. Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa ini menekankan bagaimana satu perbuatan baik dapat membawa seseorang ke Surga, sementara satu perbuatan jahat dapat mengarah ke Neraka.

Para ulama lebih lanjut menjelaskan bahwa kedekatan ini bergantung pada umur seseorang—artinya tujuan-tujuan ini menjadi segera dapat diakses setelah kematian. Al-Qurtubi menekankan bahwa hadis ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat terhadap penundaan dalam melakukan perbuatan baik dan meninggalkan dosa.

Implikasi Spiritual

Ajaran ini menumbuhkan kesadaran konstan (muraqabah) terhadap Allah, mendorong umat beriman untuk menjaga kewaspadaan spiritual di setiap momen. Gambaran ini menunjukkan bahwa jarak antara keadaan kita saat ini dan takdir abadi kita tidak lebih besar daripada ruang antara kaki kita dan sepatu kita—menekankan baik urgensi maupun ketercapaian keselamatan.

Penyebutan yang seimbang dari Surga dan Api mencerminkan ajaran Islam tentang harapan (raja') dan ketakutan (khawf) yang bekerja selaras dalam hati umat beriman, mencegah keputusasaan dan kenyamanan berlebihan dalam perjalanan spiritual seseorang.