Nabi (ﷺ) menceritakan tentang Tuhannya aku dan berkata, “Allah memerintahkan (para malaikat yang ditunjuk atas kamu) agar tulisan yang baik dan yang buruk, lalu Dia menunjukkan (jalan) bagaimana (menulis). Jika seseorang berniat untuk berbuat kebaikan tetapi dia tidak melakukannya, maka Allah akan menuliskan baginya perbuatan baik yang lengkap (dalam akunnya). Dan jika dia berniat melakukan perbuatan baik dan benar-benar melakukannya, maka Allah akan menulis untuknya (dalam akunnya) (pahala) yang sama dengan Dia dari sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat hingga lebih banyak lagi. Dan jika seseorang bermaksud melakukan perbuatan buruk dan dia tidak melakukannya, maka Dia akan menuliskan perbuatan baik yang lengkap bersama-Nya, dan jika dia bermaksud melakukannya (perbuatan buruk) dan benar-benar melakukannya, maka Allah akan menuliskan satu perbuatan buruk (dalam akunnya).”
Pencatatan Ilahi atas Perbuatan
Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari "Untuk Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)" (Sahih al-Bukhari 6491) mengungkapkan rahmat dan keadilan Allah yang mendalam dalam mencatat perbuatan manusia. Para ulama menjelaskan bahwa Allah sendiri menetapkan sistem ini melalui perintah ilahi-Nya kepada malaikat pencatat.
Empat Kategori Niat dan Tindakan
Pertama: Ketika seseorang berniat baik tetapi tidak melakukannya - Allah memberikan satu pahala penuh. Ulama seperti Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan ini menunjukkan kemurahan hati Allah, memberi imbalan atas niat murni itu sendiri.
Kedua: Ketika seseorang berniat baik dan melakukannya - pahalanya berlipat ganda dari sepuluh hingga tujuh ratus kali atau lebih. Imam al-Nawawi berkomentar bahwa penggandaan ini bervariasi berdasarkan keikhlasan, keadaan, dan sifat perbuatan.
Ketiga: Ketika seseorang berniat jahat tetapi menahan diri - Allah mencatat satu pahala penuh. Ini menunjukkan rahmat Allah dalam memberi imbalan atas pengendalian diri dan perjuangan melawan keinginan berdosa.
Keempat: Ketika seseorang berniat jahat dan melakukannya - hanya satu dosa yang dicatat. Para ulama menekankan bahwa ini mencerminkan keadilan Allah, tidak menggandakan dosa seperti Dia menggandakan pahala.
Wawasan dan Kebijaksanaan Ulama
Komentator klasik mencatat bahwa hadis ini mengajarkan pentingnya niat dalam spiritualitas Islam. Orientasi hati terhadap kebaikan itu sendiri berharga.
Ibn Rajab al-Hanbali menjelaskan bahwa variasi penggandaan pahala mencerminkan kemurahan hati dan kebijaksanaan Allah yang tak terbatas dalam menilai perbuatan berdasarkan keadaan dan kondisi pelakunya.
Perbedaan antara bagaimana perbuatan baik dan jahat dicatat menunjukkan sifat utama Allah yaitu rahmat di atas kemurkaan, mendorong orang beriman menuju kebajikan.