حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ، حَدَّثَنَا أَبُو حَازِمٍ، عَنْ سَهْلٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةَ هَكَذَا ‏"‏‏.‏ وَيُشِيرُ بِإِصْبَعَيْهِ فَيَمُدُّ بِهِمَا‏.‏
Terjemahan
Narasi Anas

Rasulullah SAW bersabda, “Aku telah diutus dan hari kiamat (sudah dekat) seperti dua (jari) ini. ﷺ

Comment

Teks dan Konteks Hadis

Nabi Muhammad (ﷺ) bersabda: "Aku telah diutus dan Hari Kiamat (sudah dekat) seperti kedua (jari) ini." (Sahih al-Bukhari 6504)

Pernyataan mendalam ini disampaikan sementara Nabi memegang jari telunjuk dan jari tengahnya berdekatan, menunjukkan kedekatan antara misinya dan Hari Penghakiman.

Komentar Ilmiah

Imam Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa isyarat dua jari menandakan kedekatan yang ekstrem dalam waktu dari perspektif pengetahuan ilahi, meskipun waktu pastinya tetap hanya milik Allah sendiri.

Ulama besar Imam al-Qurtubi mencatat bahwa hadis ini menekankan urgensi persiapan untuk Akhirat, karena seluruh durasi Ummah ini hingga Hari Kiamat seperti satu hari dalam skema besar penciptaan.

Ibn al-Jawzi berkomentar dalam Kashf al-Mushkil bahwa kedekatan yang disebutkan mengacu pada kedekatan relatif dalam garis waktu kenabian, menjadikan Nabi Muhammad (ﷺ) sebagai utusan terakhir dan Ummah-nya sebagai komunitas terakhir sebelum Hari Kiamat.

Implikasi Spiritual

Riwayat ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat tentang kesementaraan hidup dan urgensi tindakan saleh. Setiap momen membawa kita lebih dekat ke pertanggungjawaban akhir kita.

Hadis ini menanamkan "kelembutan hati" (riqaq) dengan membangkitkan kesadaran akan kematian dan mendorong pertobatan serta pengabdian segera.

Para ulama menekankan bahwa meskipun jam pastinya tidak diketahui, persiapan spiritual harus dimulai sekarang, karena kematian adalah "jam" pribadi individu yang mendahului Hari Kiamat kolektif.

Aplikasi Praktis

Meningkatkan ibadah sunnah dan sedekah, menyadari bahwa peluang untuk perbuatan baik terbatas oleh waktu.

Memperkuat kesadaran dalam tindakan sehari-hari, mengingat bahwa setiap momen bisa menjadi yang terakhir seseorang.

Mengutamakan Akhirat daripada urusan duniawi, menyeimbangkan keterlibatan duniawi yang diperlukan dengan persiapan abadi.