Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang suka bertemu dengan Allah, Allah suka bertemu dengannya; dan barangsiapa benci bertemu dengan Allah, Allah benci bertemu dengannya.” ﷺ
Teks Hadis
Nabi (ﷺ) bersabda: "Barangsiapa yang suka bertemu dengan Allah, Allah suka bertemu dengannya; dan barangsiapa yang benci bertemu dengan Allah, Allah benci bertemu dengannya."
Referensi Hadis
Sahih al-Bukhari 6508 | Kitab: Untuk Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)
Komentar tentang Makna
Hadis yang mendalam ini menetapkan prinsip dasar timbal balik ilahi. Cinta atau kebencian untuk bertemu dengan Allah mencerminkan keadaan hati dan perbuatan seseorang. Seorang mukmin yang dengan antusias menantikan pertemuan dengan Tuhannya menunjukkan iman yang sejati, perbuatan saleh, dan persiapan yang tepat untuk Akhirat.
"Cinta untuk bertemu dengan Allah" terwujud melalui ibadah yang rajin, menghindari dosa, dan mengingat Akhirat secara terus-menerus. Orang seperti ini menunaikan kewajiban dengan sempurna, terlibat dalam amal ibadah sunnah, dan menjaga kesadaran akan kehadiran Allah.
Sebaliknya, "membenci bertemu dengan Allah" menunjukkan penyakit spiritual - seseorang yang tenggelam dalam ketidaktaatan, lalai dalam kewajiban, dan terikat pada kesenangan duniawi. Kebencian ini berasal dari kesadaran akan kekurangan diri dan ketakutan akan pertanggungjawaban ilahi.
Wawasan Ulama
Imam Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa mencintai untuk bertemu dengan Allah memerlukan persiapan yang tepat melalui ketaatan dan pemurnian hati dari syirik dan bid'ah.
Imam al-Nawawi menyatakan bahwa hadis ini mendorong umat beriman untuk terus mengevaluasi keadaan spiritual mereka dan meningkatkan amal baik yang mendekatkan mereka kepada Allah.
Para ulama menekankan bahwa timbal balik ilahi ini adalah keadilan mutlak - sebagaimana hamba memposisikan dirinya terhadap Tuhannya, demikian pula Tuhan memposisikan Diri-Nya terhadap hamba-Nya.
Implikasi Praktis
Ajaran ini berfungsi sebagai barometer spiritual. Seorang mukmin harus secara teratur menilai: Apakah tindakan saya mencerminkan cinta untuk bertemu dengan Allah? Apakah hidup saya menunjukkan persiapan untuk pertemuan yang tak terhindarkan?
Hadis ini menginspirasi harapan bagi orang-orang saleh dan berfungsi sebagai peringatan bagi yang lalai, memotivasi reformasi diri dan pengembangan spiritual yang berkelanjutan.