Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa telah menganiaya saudaranya, maka hendaklah memintanya ampun (sebelum kematiannya), karena (di akhirat) tidak ada satu dinar dan satu dirham. ﷺ (Dia harus mendapatkan ampunan di dunia) sebelum sebagian dari amal kebaikannya diambil dan dibayarkan kepada saudaranya, atau jika dia tidak berbuat baik, sebagian dari amal buruk saudaranya diambil untuk dibebani kepadanya (di akhirat).
Untuk Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)
Sahih al-Bukhari - Hadits 6534
Teks Hadits
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Barangsiapa yang telah berbuat zalim kepada saudaranya, hendaklah meminta maaf kepadanya (sebelum kematiannya), karena (di Akhirat) tidak akan ada Dinar maupun Dirham. (Dia harus mendapatkan maaf dalam kehidupan ini) sebelum sebagian amal baiknya diambil dan diberikan kepada saudaranya, atau, jika dia tidak memiliki amal baik, sebagian dosa saudaranya diambil untuk dibebankan kepadanya (di Akhirat)."
Komentar Ilmiah
Hadits yang mendalam ini menetapkan prinsip keadilan ilahi mengenai hak-hak antarpribadi (huquq al-'ibad). Nabi (ﷺ) menekankan bahwa kekayaan materi menjadi tidak relevan di Akhirat, di mana hanya amal yang memiliki nilai.
Penyebutan Dinar dan Dirham menandakan bahwa mata uang duniawi tidak dapat menggantikan utang spiritual. Akhirat beroperasi pada ekonomi amal, di mana amal baik berfungsi sebagai mata uang untuk keselamatan.
Transfer amal baik dari pelaku kesalahan kepada yang dizalimi mewakili keadilan ilahi yang sempurna. Jika pelaku kesalahan tidak memiliki cukup amal baik, dia menanggung beban dosa korban - prospek yang menakutkan yang seharusnya memotivasi pertobatan dan rekonsiliasi segera.
Ajaran ini menekankan urgensi menyelesaikan hak-hak manusia di dunia ini. Para ulama menekankan bahwa meminta maaf harus spesifik dan langsung, bukan umum, dan harus mencakup restitusi jika berlaku.
Hadits ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat bahwa akuntabilitas akhir kita melampaui hubungan kita dengan Allah untuk mencakup semua hubungan manusia, menjadikan rekonsiliasi antarpribadi sebagai aspek penting dari spiritualitas Islam.