حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ الْهَيْثَمِ، حَدَّثَنَا عَوْفٌ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ، عَنْ عِمْرَانَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Sahl bin Sa'd

Rasulullah SAW bersabda, “Tujuh puluh ribu atau tujuh ratus ribu pengikutku akan masuk surga. ﷺ (Abu Hazim, sub-narator, tidak yakin mana dari dua angka yang benar.) Mereka akan saling berpegangan, yang pertama tidak akan memasuki yang terakhir, wajah mereka seperti bulan pada malam bulan purnama.”

Comment

Teks dan Konteks Hadis

Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari 6554, ditemukan dalam buku "Untuk Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)", menggambarkan jumlah besar pengikut Nabi yang akan mencapai Surga tanpa hisab.

Ketidakpastian dalam angka (70.000 vs 700.000) yang dilaporkan oleh Abu Hazim menunjukkan kejujuran teliti para perawi awal dalam melestarikan kata-kata yang tepat, bahkan ketika tidak pasti.

Komentar Ulama tentang Angka

Ulama klasik mendamaikan angka yang berbeda dengan menjelaskan bahwa 70.000 merujuk pada pelopor yang masuk pertama, sementara 700.000 mencakup mereka yang mengikuti - setiap kelompok berpegang pada yang berikutnya seperti rantai yang berkelanjutan.

Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa ini adalah mereka yang akan masuk Surga tanpa hisab, seperti disebutkan dalam riwayat otentik lainnya, karena penghindaran total mereka dari dosa besar dan ketergantungan hanya pada Allah.

Signifikansi "Berpegang pada Satu Sama Lain"

Gambaran berpegang satu sama lain menandakan persatuan komunitas Muslim dan keterkaitan orang beriman dalam iman dan perbuatan baik.

Al-Qurtubi menjelaskan ini menunjukkan bagaimana pendahulu yang saleh membuka jalan bagi mereka yang mengikuti, dengan setiap generasi mendapat manfaat dari pencapaian spiritual generasi sebelumnya.

Wajah yang Bercahaya

Perbandingan dengan bulan purnama menunjukkan kemurnian, cahaya, dan sukacita yang akan menerangi wajah orang beriman di Surga.

Ibn Rajab al-Hanbali berkomentar bahwa kecemerlangan ini mencerminkan cahaya iman batin yang membimbing mereka dalam kehidupan dunia, sekarang terwujud secara lahiriah di Akhirat.

Pelajaran Spiritual

Hadis ini menawarkan harapan dan dorongan yang luar biasa bagi orang beriman, meyakinkan mereka akan rahmat Allah yang luas dan syafaat Nabi untuk umatnya.

Ini menginspirasi Muslim untuk berusaha mencapai kualitas yang mencirikan kelompok yang diberkati ini: menghindari hal-hal yang dilarang, percaya pada ketetapan ilahi, dan pengabdian tulus hanya kepada Allah.