حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ الْهَيْثَمِ، حَدَّثَنَا عَوْفٌ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ، عَنْ عِمْرَانَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al-Khudri

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila penghuni surga masuk surga dan penghuni neraka masuk neraka, maka Allah berfirman. ﷺ “Keluarkanlah (dari neraka) siapa yang beriman sama dengan biji sesawi di dalam hatinya.” Mereka akan keluar, dan pada saat itu mereka akan terbakar dan menjadi seperti batu bara, dan kemudian mereka akan dilemparkan ke sungai Al-Hayyat (kehidupan) dan mereka akan muncul seperti benih yang tumbuh di tepi sungai air hujan.” Nabi (ﷺ) berkata, “Tidakkah kamu melihat bahwa benih yang berkecambah keluar berwarna kuning dan bengkok?”

Comment

Syafaat untuk Orang Beriman di Neraka

Hadis yang mendalam dari Sahih al-Bukhari "Untuk Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)" (Sahih al-Bukhari 6560) ini mengungkapkan rahmat Allah yang tertinggi. Bahkan setelah penghakiman terakhir, ketika penghuni Surga dan Neraka telah ditempatkan, Allah memerintahkan pengeluaran mereka yang memiliki iman seberat atom. Ini menunjukkan bahwa iman sejati, betapapun kecilnya, tidak pernah sia-sia di hadapan Yang Maha Pengasih.

Sifat Iman dan Pelestariannya

Analogi biji sesawi menekankan bahwa iman yang sejati—keyakinan tulus pada keesaan Allah dan pesan Nabi—tetap terlindungi di dalam hati meskipun ada keadaan eksternal. Iman ini berfungsi sebagai inti spiritual yang diakui dan dihormati oleh Allah, membuktikan bahwa Dia menghakimi berdasarkan apa yang tersembunyi di dalam hati, bukan hanya penampilan luar.

Proses Regenerasi Spiritual

Transformasi dari batu bara yang terbakar menjadi kehidupan yang hidup melalui Sungai Al-Hayyat melambangkan pemurnian dan kelahiran kembali ilahi. Seperti yang diamati Nabi dalam regenerasi alami biji-bijian, Allah menunjukkan bagaimana Dia dapat memulihkan apa yang tampaknya hancur. Sungai ini mewakili rahmat ilahi yang membersihkan efek hukuman dan mengembalikan orang beriman kepada kemurnian primordial mereka.

Pelajaran dalam Rahmat dan Harapan Ilahi

Narasi ini menawarkan harapan yang mendalam sambil mempertahankan keseriusan pertanggungjawaban. Ini mengajarkan bahwa rahmat Allah pada akhirnya melampaui murka-Nya bagi orang beriman. Gambaran tunas kuning yang bengkok mengingatkan kita bahwa pertumbuhan spiritual sering muncul dari kesulitan, dan bahwa kekuatan kreatif Allah dapat menghidupkan apa yang tampak mati—pelajaran yang kuat dalam tawakkul (bersandar pada Allah).