حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ شَقِيقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ أَنَا فَرَطُكُمْ، عَلَى الْحَوْضِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Abu Hazim dari Sahl bin Sa'd

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku adalah pendahulumu di Sungai Sungai, dan barangsiapa yang lewat di sana, dia akan meminumnya dan barangsiapa yang meminumnya, maka ia tidak akan haus lagi. ﷺ Akan datang kepadaku beberapa orang yang akan Aku kenali, dan mereka akan mengenali Aku, tetapi akan ditempatkan penghalang antara aku dan mereka.”

Comment

Teks Hadis

Nabi (ﷺ) bersabda, "Aku adalah pendahulu kalian di Telaga, dan siapa pun yang melewatinya, dia akan minum darinya dan siapa pun yang minum darinya, dia tidak akan pernah haus. Akan datang kepadaku beberapa orang yang akan aku kenali, dan mereka akan mengenaliku, tetapi penghalang akan ditempatkan antara aku dan mereka."

Konteks dan Signifikansi

Hadis mulia ini dari Sahih al-Bukhari "Untuk Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)" (Referensi: Sahih al-Bukhari 6583) menggambarkan Hawd al-Kawthar (Telaga) yang diberikan kepada Nabi Muhammad (ﷺ) di Surga. Sebagai pendahulu, dia akan menjadi yang pertama mencapai mata air yang diberkati ini pada Hari Kiamat.

Hawd berfungsi sebagai tempat penyegaran dan pemurnian bagi orang beriman setelah kengerian Kebangkitan. Airnya lebih putih daripada susu, lebih manis daripada madu, dan lebih sejuk daripada salju - sebuah rahmat ilahi bagi orang yang beriman.

Komentar Ulama

Imam al-Qurtubi menjelaskan bahwa minum dari Hawd melambangkan pemurnian spiritual dan kepuasan abadi. Mereka yang minum tidak akan pernah mengalami haus spiritual lagi, menunjukkan kelengkapan pahala ilahi.

Penghalang yang disebutkan mewakili keadilan ilahi. Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan dalam Fath al-Bari bahwa ini adalah orang-orang yang murtad setelah kematian Nabi atau memperkenalkan inovasi serius (bid'ah) ke dalam agama. Meskipun mereka mengenali Nabi dan dia mengenali mereka, perbuatan mereka mencegah mereka mendekatinya.

Ini berfungsi sebagai peringatan serius terhadap meninggalkan Sunnah dan memperkenalkan inovasi, menunjukkan bagaimana bahkan Muslim yang tampak dapat dirampas syafaat Nabi jika mereka menyimpang dari jalan yang lurus.

Pelajaran Spiritual

Hadis ini menekankan kepedulian Nabi yang berkelanjutan terhadap umatnya dan pentingnya meninggal dalam Islam tanpa penyimpangan. Ini mendorong keteguhan dalam mengikuti Al-Quran dan Sunnah yang otentik.

Deskripsi ini menginspirasi harapan akan rahmat Allah sambil secara bersamaan memperingatkan terhadap kecerobohan dalam urusan agama. Kesuksesan sejati terletak pada tetap berada di jalan Nabi dan para sahabatnya hingga bertemu Allah.