حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ شَقِيقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ أَنَا فَرَطُكُمْ، عَلَى الْحَوْضِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Abu Huraira menceritakan bahwa Nabi (ﷺ) berkata

“Pada hari kiamat akan datang kepadaku sekelompok sahabat, tetapi mereka diusir dari Danau, dan aku akan berkata: “Ya Tuhan, mereka adalah sahabatku”. Dikatakan: “Kamu tidak mengetahui apa yang mereka perbuat setelah kamu pergi; mereka menjadi murtad sebagai pemberontak.

Comment

Komentar Hadis: Nasib Para Inovator

Narasi mendalam ini dari Sahih al-Bukhari 6585, yang ditemukan dalam buku "Untuk Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)", berfungsi sebagai peringatan serius terhadap inovasi agama (bid'ah) dan kemurtadan. Nabi Muhammad (semoga damai besertanya) menggambarkan pemandangan menakutkan di mana beberapa sahabatnya yang tampak akan ditolak akses ke Hawd-nya (Kolam Air) pada Hari Kiamat.

Implikasi Teologis

Frasa "kamu tidak memiliki pengetahuan tentang apa yang mereka inovasikan" menunjukkan bahwa penampilan luar persahabatan tidak menjamin keselamatan. Iman sejati memerlukan konsistensi hingga kematian.

Istilah "menginovasi" (bada'u) merujuk pada memperkenalkan hal-hal baru ke dalam agama yang bertentangan dengan ajaran murni Islam sebagaimana dipraktikkan oleh Nabi dan sahabat-sahabatnya yang saleh.

"Berbalik murtad sebagai pemberontak" menunjukkan bahwa inovasi agama dapat menyebabkan kemurtadan lengkap, bahkan bagi mereka yang awalnya tampak sebagai sahabat Nabi.

Interpretasi Ilmiah

Sarjana klasik seperti Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan ini merujuk pada orang munafik yang secara lahiriah menunjukkan Islam tetapi menyembunyikan ketidakpercayaan, atau mereka yang murtad setelah kematian Nabi selama perang kemurtadan.

Imam al-Nawawi menekankan bahwa hadis ini menggarisbawahi bahaya bid'ah dan pentingnya berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah yang otentik tanpa penambahan atau pengurangan.

Penolakan di Hawd berfungsi sebagai keadilan ilahi - mereka yang meninggalkan jalan yang benar tidak dapat berharap untuk minum dari mata air Nabi, yang disediakan untuk pengikut setianya.

Pelajaran Spiritual

Narasi ini melembutkan hati dengan mengingatkan orang beriman tentang keseriusan mempertahankan keyakinan dan praktik yang benar hingga bertemu Allah.

Ini mengajarkan bahwa kedekatan dengan orang saleh saja tidak menjamin keselamatan - tanggung jawab pribadi dalam mempertahankan iman dan praktik yang benar sangat penting.

Hadis ini mendorong penilaian diri yang konstan dan mencari perlindungan dari inovasi yang dapat menyesatkan dari jalan yang lurus.