حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ سُلَيْمَانَ، عَنْ شَقِيقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ أَنَا فَرَطُكُمْ، عَلَى الْحَوْضِ ‏"‏‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan oleh Ibnu Al-Musaiyab

Para sahabat Nabi (ﷺ) berkata, “Beberapa orang dari sahabatku akan datang ke Danau Sumurku dan mereka akan diusir darinya, dan aku akan berkata, 'Ya Tuhan, sahabatku! ' Dikatakan: “Kamu tidak mengetahui apa yang mereka ciptakan setelah kamu pergi; mereka telah menjadi murtad sebagai pemberontak.

Comment

Konteks dan Signifikansi Hadis

Narasi mendalam ini dari Sahih al-Bukhari 6586 dalam Kitab "Untuk Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)" berfungsi sebagai peringatan serius tentang inovasi agama (bid'ah) dan kemurtadan. Syafaat Nabi untuk para sahabatnya yang ditolak menunjukkan keseriusan menyimpang dari ajaran Islam yang murni setelah kematiannya.

Komentar Ulama tentang Telaga

Al-Hawd (Telaga) adalah waduk khusus di Surga dari mana orang-orang beriman akan minum sebelum memasuki Surga yang sebenarnya. Airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu, dengan wadah minum sebanyak bintang. Penyediaan yang diberkati ini secara eksklusif untuk Umat Muhammad (ﷺ).

Para ulama menjelaskan bahwa diusir dari Hawd menunjukkan pengucilan sepenuhnya dari syafaat Nabi pada Hari Kiamat, yang merupakan bentuk perampasan paling parah bagi mereka yang mengaku mengikutinya.

Sifat Penyimpangan

Frasa "mereka berinovasi setelah Anda pergi" mengacu pada memperkenalkan hal-hal baru ke dalam agama yang tidak disahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ini termasuk keyakinan dan praktik yang bertentangan dengan Sunnah yang murni.

"Mereka menjadi murtad sebagai pembelot" menunjukkan individu-individu ini meninggalkan Islam melalui inovasi besar yang membentuk kufr (kekafiran), baik melalui keyakinan sesat, menolak prinsip-prinsip Islam yang mapan, atau mengikuti keinginan yang mengarah keluar dari Islam.

Peringatan dan Pelajaran Ulama

Imam al-Nawawi berkomentar bahwa hadis ini membuktikan beberapa sahabat akan murtad setelah kematian Nabi, dan bahwa persahabatan belaka tidak menjamin keselamatan tanpa mempertahankan keyakinan dan praktik yang benar.

Ibn Hajar al-Asqalani menekankan bahwa ini berfungsi sebagai peringatan terhadap semua bentuk inovasi agama dan menyoroti pentingnya berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah yang otentik.

Para ulama menekankan bahwa narasi ini harus meningkatkan kewaspadaan kita dalam mempelajari pengetahuan Islam yang otentik dan melindungi iman kita dari penyimpangan yang dapat menyebabkan nasib yang mengerikan.